AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin COVID-19 di Tengah Heboh Efek Samping Langka

Round Up

AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin COVID-19 di Tengah Heboh Efek Samping Langka

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Kamis, 09 Mei 2024 06:00 WIB
AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin COVID-19 di Tengah Heboh Efek Samping Langka
Vaksin COVID-19 AstraZeneca. (Foto: Getty Images/Sirachai Arunrugstichai)
Jakarta -

Perusahaan farmasi AstraZeneca menarik peredaran vaksin COVID-19 buatannya di seluruh dunia. Penarikan ini terjadi saat warga dunia menyoroti efek samping serius yang ditimbulkan vaksin tersebut.

Permohonan perusahaan untuk menarik vaksin tersebut dibuat pada tanggal 5 Maret dan mulai berlaku pada tanggal 7 Mei, menurut Telegraph, yang pertama kali melaporkan perkembangan terkait perusahaan tersebut.

"Dengan beragamnya varian vaksin COVID-19 yang telah dikembangkan, terdapat surplus vaksin-vaksin terbaru yang tersedia," kata perusahaan itu, seraya menambahkan bahwa hal ini telah menyebabkan penurunan permintaan untuk Vaxzevria, yang tidak lagi diproduksi atau dipasok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal mula kasus pembekuan darah vaksin AstraZeneca

Diberitakan The Telegraph UK, seorang pria di Inggris menggugat AstraZeneca dalam class action karena adanya gejala parah yang dialami setelah vaksinasi. Keluarga dari penerima vaksin tersebut menyatakan bahwa efek samping vaksin AstraZeneca yang dia rasakan sangat parah.

Gugatan tersebut dipelopori oleh Jamie Scott, yang mengalami cedera otak permanen setelah menerima vaksin AstraZeneca pada April 2021. Kasusnya, bersama dengan kasus lainnya, menyoroti dampak serius dari efek samping langka yang dikenal sebagai Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia (TTS), yang ditandai dengan oleh pembekuan darah dan jumlah trombosit yang rendah.

ADVERTISEMENT

Dalam dokumen yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi Inggris, AstraZeneca mengakui bahwa vaksinnya "dalam kasus yang sangat jarang dapat menyebabkan TTS."

Next: Menyoal efek samping langka vaksin AstraZeneca

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan Trombosis dengan Sindrom Trombositopenia dapat dipicu oleh reaksi imun yang tak biasa saat sistem imun seseorang salah mengidentifikasi komponen tertentu dalam vaksin sebagai ancaman, dan tak sengaja menyerang trombosit dalam darah.

Kondisi ini dapat menyebabkan pembekuan darah abnormal dan penurunan jumlah trombosit. Lebih lanjut dia mengatakan TTS tak hanya terkait dengan vaksinasi. Kondisi ini juga bisa terjadi karena beberapa faktor lainnya, seperti autoimun atau kondisi perdarahan.

Kemudian infeksi yang parah, terutama yang disertai dengan sepsis, dapat memicu pembekuan darah dan penurunan jumlah trombosit yang mirip dengan TTS. Kondisi lain yang mempengaruhi pembekuan darah atau kesehatan trombosit, seperti trombosis vena dalam (DVT) atau sindrom antifosfolipid, juga dapat meningkatkan risiko TTS.

Adapun gejala TTS dapat berupa:

  • Nyeri dada yang persisten
  • Sesak napas
  • Pembengkakan pada kaki
  • Sakit kepala persisten yang berkepanjangan
  • Penglihatan kabur
  • Petechiae atau perdarahan kecil di bawah kulit yang terlihat seperti ruam.
Halaman 2 dari 2


Simak Video "Kemenkes Tegaskan Belum Ada Kasus TTS di RI Akibat AstraZeneca"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)
Vaksin AstraZeneca Ditarik
18 Konten
Vaksin AstraZeneca kembali menjadi sorotan pasca perusahaannya menarik stok vaksin mereka yang tersisa di seluruh dunia.

Berita Terkait