Bikin Kasus COVID Singapura Ngegas Lagi, Ini Gejala Varian Baru KP.1 dan KP.2

Bikin Kasus COVID Singapura Ngegas Lagi, Ini Gejala Varian Baru KP.1 dan KP.2

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 20 Mei 2024 09:00 WIB
Bikin Kasus COVID Singapura Ngegas Lagi, Ini Gejala Varian Baru KP.1 dan KP.2
Singapura dihadang gelombang baru COVID-19, sepekan tercatat ada lebih dari 25 ribu kasus. Kenaikan kasus ini disebabkan oleh varian baru KP.1 dan KP.2. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Singapura saat ini tengah mengalami gelombang baru COVID-19. Pihak berwenang mencatat lebih dari 25.900 kasus aktif pada tanggal 5 hingga 11 Mei. Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung bahkan menyarankan masyarakat untuk kembali memakai masker.

"Kita berada di bagian awal gelombang yang terus meningkat," kata Kung kepada The Straits Times.

"Jadi, menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes Singapura menyebut jumlah kenaikan kasus ini meningkat secara signifikan, bahkan nyaris dua kali lipat. Dari 13.700 pada minggu sebelumnya, menjadi 25.900 pada 5 hingga 11 Mei.

Rata-rata rawat inap harian meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya, sementara pasien rawat inap intensif meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada minggu sebelumnya. kasus di unit perawatan (ICU) tetap rendah, sedikit meningkat dari dua menjadi tiga setiap hari.

ADVERTISEMENT

Saat ini, varian COVID-19 yang dominan secara global adalah JN.1 dan subvarian atau keturunannya, termasuk KP.1 dan KP.2, yang mencakup lebih dari dua pertiga kasus di Singapura.

Seperti Apa Gejalanya?

Kedua varian COVID-19 KP.1 dan KP.2 dijuluki 'FLiRT' karena ditandai dengan mutasi yang diidentifikasi dengan huruf F, L, R, dan T pada kode genetiknya.

Megan L Ranney, dekan Yale School of Public Health, mengatakan, berdasarkan laporan USA Today, varian COVID 'FLiRT' memiliki beberapa karakteristik yang mengkhawatirkan, seperti perubahan pada protein lonjakan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS(CDC) mengatakan saat ini tidak ada indikator yang menunjukkan bahwa varian 'FLiRT', termasuk KP.1 dan KP.2 akan menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan jenis virus lainnya.

Varian "FLiRT" dilaporkan memiliki gejala yang mirip dengan JN.1 yang meliputi:

  • Demam atau menggigil
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau pilek
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Kehilangan rasa atau penciuman baru
  • Kabut otak
  • Gejala gastrointestinal seperti sakit perut, diare ringan, muntah.

Gejala mungkin muncul dua hingga 14 hari setelah terpapar. Tingkat rawat inap untuk pasien dengan gejala ini tidak lebih tinggi dari biasanya.




(suc/suc)

Berita Terkait