Kolesterol tinggi terjadi ketika ada terlalu banyak zat lemak (kolesterol) dalam darah. Lemak ekstra akan menumpuk di arteri dan membentuk plak. Bila dibiarkan, kadar kolesterol yang terus-menerus tinggi dapat menyebabkan masalah serius, seperti serangan jantung dan stroke.
Banyak yang mengatakan rasa nyeri pada sejumlah bagian tubuh, termasuk leher kaku merupakan gejala kolesterol tinggi. Namun, benarkah leher kaku disebabkan oleh kolesterol tinggi?
Apakah Leher Kaku Tanda Kolesterol Tinggi?
Kolesterol tinggi adalah kondisi saat kadar kolesterol dalam tubuh melebihi batas normal, sehingga menyebabkan penumpukan zat lemak di arteri dan pembentukan endapan plak. Semakin lama plak kian membesar dan bisa menyumbat aliran darah.
Akan tetapi, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala khusus, dilansir Mayo Clinic. Dalam kebanyakan kasus, kadar kolesterol yang memuncak baru disadari ketika pengidapnya dalam kondisi serius dan telah memicu masalah seperti stroke atau serangan jantung. Karena itu, kolesterol tinggi kerap dijuluki silent killer.
Untuk memastikan apakah kadar kolesterol dalam tubuh tinggi atau tidak, tes darah adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan. Kolesterol tinggi tidak bisa didiagnosis hanya berdasarkan gejala yang dirasakan.
Perihal leher kaku menjadi tanda kolesterol tinggi atau bukan, belum ada hasil penelitian yang membuktikan itu. Mengutip Medical News Today, leher kaku umumnya disebabkan oleh kesalahan posisi tidur, postur tubuh yang buruk, saraf kejepit, cedera leher, dan stres.
Cara Mencegah Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi umumnya tidak menunjukkan tanda atau gejala. Sehingga seseorang tidak tahu apakah kadar kolesterol dalam tubuhnya normal atau tidak. Akan tetapi, kolesterol tinggi bisa dicegah dengan sejumlah cara. Dengan begitu, kadar kolesterol tetap stabil.
Mengutip laman National Health Service (NHS UK), berikut cara mencegah kolesterol tinggi:
1. Konsumsi Makanan Sehat
Agar kadar kolesterol tetap normal, konsumsi makanan sehat dan bergizi yang baik bagi tubuh. Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan lemak trans, makanan yang digoreng, makanan tinggi natrium, serta makanan olahan.
Makanan siap saji contohnya, sangat perlu dikurangi kalau bisa dihindari. Sebab makanan ini mengandung lemak jenuh dan lemak trans tinggi. Selain itu, makanan olahan juga biasanya mengandung garam tersembunyi, karenanya juga perlu dibatasi.
Cobalah untuk konsumsi lebih banyak makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, ikan berlemak sehat, kacang-kacangan, biji-bijian.
2. Berhenti Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol tubuh. Di sisi lain, kebiasaan ini dapat memicu masalah kesehatan seperti kanker, serangan jantung, stroke, radang paru-paru, bronkitis, dan pneumonia.
3. Batasi Alkohol
Alkohol juga bisa menaikkan kadar kolesterol tak baik dalam tubuh. Jika diminum dalam jumlah berlebih, alkohol dapat menyebabkan darah tinggi, gangguan jantung dan hati.
4. Banyak Olahraga
Berolahragalah setidaknya selama 150 menit dalam seminggu. Kalau bisa, rutinkan olahraga setiap harinya selama 30 menit.
Kamu dapat melakukan olahraga ringan sampai berat tergantung yang disukai. Bisa berjalan, lari, bersepeda, berenang, HIIT, maupun gym.
5. Lakukan Pemeriksaan Rutin
Selain menerapkan pola hidup sehat, kamu juga bisa memeriksa kadar kolesterol secara rutin.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kolesterol setiap 4-6 tahun bagi orang dewasa sehat berusia di atas 20 tahun.
Pemeriksaan dapat lebih sering dilakukan bagi orang yang punya risiko lebih terkena kolesterol tinggi. Begitu juga dengan orang yang memiliki riwayat kolesterol tinggi atau penyakit jantung dalam keluarga, rutinkan lakukan pemeriksaan kolesterol.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai leher kaku merupakan tanda kolesterol tinggi atau bukan. Berdasarkan penjelasan di atas, belum ada penelitian yang memastikan hubungan leher kaku dengan kolesterol tinggi.
(azn/inf)