Fakta-fakta Penyakit STSS, Melonjak di Jepang karena Bakteri 'Pemakan Daging'

Round Up

Fakta-fakta Penyakit STSS, Melonjak di Jepang karena Bakteri 'Pemakan Daging'

Averus Kautsar - detikHealth
Minggu, 30 Jun 2024 06:00 WIB
Fakta-fakta Penyakit STSS, Melonjak di Jepang karena Bakteri Pemakan Daging
Potret warga Jepang. (Foto: Khadijah Nur Azizah/ detikHealth)
Jakarta -

Jepang belum lama ini menjadi sorotan karena melaporkan peningkatan kasus Stretoccoal Toxic Shock Syndrome (STSS) di negaranya. Tercatat dari Januari hingga Maret tahun 2024, jumlah korban meninggal akibat STSS berjumlah 77 orang.

Sebenarnya apa itu penyakit STSS dan mengapa bisa menyebabkan kefatalan dan korban meninggal dunia? Berikut ini adalah fakta-fakta terkait penyakit STSS:

1. STSS Komplikasi Langka

STSS merupakan sebuah komplikasi langka dan fatal yang disebabkan oleh infeksi 'bakteri pemakan daging' Streptokokus grup A atau Strep A. Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof dr Amin Soebandrio PhD SpMK menjelaskan bahwa komplikasi tersebut dapat terjadi ketika Strep A menginfeksi tubuh melalui luka terbuka pada kulit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Streptokokus grup A itu menyebabkan infeksi masuk ke kulit terus masuk ke otot. Biasanya masuknya melalui luka tadinya infeksi ringan, tapi karena tidak diobati dengan baik, makin lama makin meluas. Kalau dia masuk jaringan di bawah kulit itu berbahaya," kata Prof Amin ketika berbincang dengan detikcom, Jumat (28/6/2024).

Prof Amin menjelaskan bahwa infeksi Strep A tidak akan serta merta membuat pasien langsung mengalami STSS. Menurutnya, kebanyakan kasus infeksi Strep A akhirnya akan sembuh dengan sendirinya.

ADVERTISEMENT

Namun, ia mengingatkan pada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan menjaga kebersihan luka. Apabila dirasakan mulai menunjukkan tanda infeksi yang meluas, sebaiknya pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

2. Alasan Disebut Bakteri 'Pemakan Daging'

Sebutan 'Bakteri Pemakan Daging' pada Strep A merujuk pada kemampuan bakteri tersebut menyebabkan masalah komplikasi lain bernama necrotizing fasciitis (NF). NF terjadi ketika infeksi bakteri menyebabkan kematian dan kerusakan jaringan fasia pada otot sehingga nampak seakan-akan dimakan oleh bakteri.

"Ya jadi bakteri-bakteri itu kalau menginfeksi jaringan otot maka dia bisa menyebabkan, kalau istilah sebenarnya lisis ya artinya sel-sel otot itu menjadi rusak dan pecah," jelas Prof Amin.

Kondisi NF tidak hanya disebabkan oleh bakteri Strep A. Bakteri lain seperti Staphylococcus aureus dan Vibrio vulnificus. Penting untuk diketahui juga infeksi bakteri tersebut tidak langsung disertai komplikasi NF, terutama jika penanganan tepat cepat dilakukan.

3. Gejala Infeksi Strep A

Prof Amin menjelaskan gejala infeksi Strep A dapat muncul secara bertahap sebelum muncul terjadinya STSS. Penanganan yang cepat dan tepat, serta kebersihan dan imunitas yang baik dapat mencegah kondisi tersebut dapat terjadi.

Gejala yang muncul pasca infeksi Strep A terjadi meliputi munculnya rasa nyeri, kemerahan, hingga otot yang sulit digerakkan. Selain itu gejala sistemik yang dapat muncul juga bisa berupa demam dan penurunan tekanan darah.

Dalam kondisi yang parah, infeksi Strep A dapat menyebabkan kondisi sepsis atau reaksi berlebihan sistem imun akibat infeksi yang terjadi.

Simak Video 'Mitos atau Fakta: Konsumsi Kopi Bikin Anak Jadi Pendek':

[Gambas:Video 20detik]



4. Strep A Bisa Mudah Ditemukan

Prof Amin mengatakan sebenarnya Strep A adalah bakteri yang sangat umum. Komplikasi STSS bisa dicegah apabila penanganan pada luka pada kulit atau luka yang sudah terinfeksi bisa dilakukan dengan cepat.

Perlu diingat juga, Strep A juga bukan bakteri yang baru ditemukan sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir berlebihan dengan apa yang terjadi di Jepang.

"Ada di mana-mana (Strep A), di tubuh ada, di tenggorokan juga ada. Jadi sebenarnya bakterinya memang bisa di kulit, bahkan saluran napas," katanya.

"Kalau misalnya kejadiannya masih ringan, itu sebenarnya bisa ditangani dengan antibiotik. Kalau sudah lebih berat maka jaringan yang rusak itu harus dibuang. Sebenarnya infeksinya tidak cepat sekali itu tidak. Ini kelihatan awalnya infeksi kulit yang diabaikan, lama-lama tambah luas, terus tambah dalam," sambungnya.

5. STSS Bisa Dicegah

STSS yang diakibatkan oleh infeksi Strep A bisa dicegah dengan beberapa langkah sederhana. Tidak hanya pada Strep A, beberapa cara ini bisa diterapkan untuk mencegah berbagai infeksi bakteri apapun yang bisa memberikan efek buruk pada kesehatan.

"Meskipun infeksi ini dapat sangat serius, masyarakat tidak perlu panik, tetapi penting untuk waspada dan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan. Seperti menjaga kebersihan pribadi dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, selalu menjaga kebersihan luka, bahkan yang kecil untuk mencegah infeksi," kata spesialis mikrobiologi klinik dr Anis Kurniawati, PhD, SpMK dihubungi terpisah.

Beberapa cara lain yang disarankan adalah sebagai berikut:

- Hindari kontak dengan luka terinfeksi.

- Jangan menyentuh luka orang lain atau benda terkontaminasi.

- Bila tersentuh cuci tangan menggunakan sabun antiseptik.

- Jaga kebersihan lingkungan.

- Segera cari pertolongan medis jika ada tanda-tanda infeksi dan tidak mengonsumsi obat antibiotik secara sembarangan.

Halaman 2 dari 2
(avk/kna)

Berita Terkait