Presiden Joko Widodo menyoroti ranking Indonesia yang jauh tertinggal dalam sektor pendidikan dan kesehatan bila mengacu data institute for Management Development (IMD) World Competitiveness. Padahal, secara keseluruhan level daya saing Indonesia dengan negara lain meningkat ke peringkat ke-27 dari semula 34.
"Sayangnya dari sisi daya saing, kita meskipun naik sampai 7 level sangat bagus sekali. Tapi untuk pendidikan dan kesehatan masih di ranking 57, 58," kata Jokowi dalam video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (11/7).
Data IMD pada 2024 menunjukkan Indonesia memang paling tertinggal di sub sektor kesehatan dan lingkungan, bahkan berada di peringkat ke-61. Bila dibandingkan dengan sektor lain yang rata-rata berada di peringkat ke 30, 40, dan 50.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringkat pertama atau terunggul di kesehatan secara global adalah Swiss, kemudian Swedia. Sementara negara tetangga seperti Singapura berada di peringkat ke-28. Meski menurun dua peringkat dari tahun sebelumnya, posisi ini tetap jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Sementara Malaysia berada di peringkat ke-42.
Jokowi menilai kesehatan dan pendidikan sebetulnya menjadi modal utama untuk menciptakan sumber daya manusia unggul di Indonesia. SDM unggul yang nantinya bisa berdaya saing dengan negara lain.
"Infrastruktur sebaik apapun kalau SDM tidak baik, jelek, nanti di ranking kelihatan," sentil dia.
(naf/sao)











































