Ridwan Fadhil (22) pemuda di Cianjur, Jawa Barat mengungkapkan bahwa dirinya sering mengonsumsi minuman manis sebelum diagnosa gagal ginjal kronis pada tahun 2022. Tidak hanya itu, ia juga mengaku sering mengonsumsi makanan instan hingga junk food dalam kesehariannya.
Setelah didiagnosis mengidap gagal ginjal kronis stadium lima, ia harus menjalani prosedur cuci darah sebanyak delapan kali sebulan. Ketika mengalami gejala yang tidak enak di tubuh, Ridwan awalnya mengira itu hanya sakit 'biasa'. Karena itu, ia begitu terkejut saat mengetahui dirinya mengidap gagal ginjal kronis.
"Misalnya setiap beres makan siang itu sering minum yang berwarna (manis) gitu. Jadi setiap pagi, siang, malam itu kayak jadi pengganti air putih. Bisa dibilang sering memang," cerita Ridwan ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (11/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlepas dari kejadian yang dialami Ridwan, sebenarnya seberapa pengaruh sih kebiasaan mengonsumsi manis pada penyakit gagal ginjal kronis? Spesialis penyakit dalam dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH menjelaskan bahwa penyakit gagal ginjal kronis tidak disebabkan oleh faktor tunggal.
Gagal ginjal kronis merupakan sebuah penyakit yang terjadi ketika ginjal sudah tidak bisa menjalankan fungsinya. Fungsi ginjal meliputi menyaring dan membuang limbang, mengatur sel darah merah, hingga mengatur tekanan darah serta kadar garam.
Menurut dr Tunggul, ada banyak faktor risiko yang dapat terlibat ketika seseorang mengidap gagal ginjal kronis. Penyakit ini juga tidak tiba-tiba muncul begitu saja akibat satu faktor, melainkan kombinasi berbagai kemungkinan penyebab dan proses yang panjang.
"Iya penyakit gagal ginjal kronis ini sebenarnya penyakit yang sangat kompleks, umumnya tidak ada penyebab tunggal. Penyakit ini proses berjalannya lama tapi progresif," ucap dr Tunggul ketika berbincang dengan detikcom, Jumat (12/7/2024).
Beberapa faktor risiko penyakit gagal ginjal kronis meliputi penyakit diabetes, hipertensi, dan juga penerapan gaya hidup tidak sehat. Menurut dr Tunggul, itu pun tidak semua faktor risiko serta merta menyebabkan penyakit pada ginjal.
Oleh karena itu, penerapan gaya hidup sehat secara menyeluruh perlu dilakukan oleh masyarakat. Selain itu, penelusuran lebih dalam juga perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti faktor-faktor apa yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit gagal ginjal kronis.
"Perlu dipastikan apakah (pasien gagal ginjal kronis) itu karena dia diabetes, hipertensi, bisa konsumsi obat-obatan tertentu, atau yang lain ya. Jangan seakan makan manis itu menjadi penyebab utama, tentu nggak, tapi bisa menjadi salah satu," jelas dr Tunggul.
"Jadi nggak serta merta (disebabkan) makanan atau minuman manis. Kalau makanan manis, dia harus melalui dulu diabetes atau tidak. Jadi bukan gulanya meracuni ginjal," sambungnya.
Apabila memiliki faktor risiko gagal ginjal kronis, ada baiknya masyarakat melakukan perubahan gaya hidup secara sehat. Mulai dari makan-makanan sehat hingga rutin berolahraga.
Mengonsumsi makanan yang menggunakan garam dan gula tentu saja diperbolehkan, asal tidak berlebihan sehingga menyebabkan berbagai risiko kesehatan.











































