Penderita Aritmia Ingin Berolahraga dengan Aman? Ini Saran Dokter

Penderita Aritmia Ingin Berolahraga dengan Aman? Ini Saran Dokter

Dea Duta Aulia - detikHealth
Selasa, 16 Jul 2024 20:04 WIB
Penderita Aritmia Ingin Berolahraga dengan Aman? Ini Saran Dokter
Foto: Getty Images/sompong_tom
Jakarta -

Jantung berdebar tidak beraturan biasanya kerap dirasakan oleh seseorang saat berolahraga. Hal tersebut tidak boleh dianggap remeh. Kondisi kesehatan tersebut mengindikasikan seseorang kemungkinan mengalami aritmia atau gangguan irama jantung. Meskipun begitu bukan berarti seorang penderita aritmia tidak boleh berolahraga.

Mereka tetap bisa melakukan aktivitas tersebut asalkan olahraga yang dilakukan dengan baik. Pasalnya olahraga bisa membuat seseorang menjaga kesehatan jantung sekaligus meningkatkan kualitas hidup.

Kondisi aritmia yang dapat dialami atlet atau mereka yang gemar olahraga perlu mendapat arahan khusus dari dokter spesialis jantung seperti yang ada di layanan Cardiovascular Center Mayapada Hospital. Layanan unggulan (Center of Excellence) Cardiovascular Center Mayapada Hospital menghadirkan solusi penanganan berbagai masalah jantung termasuk aritmia yang diderita oleh para pecinta olahraga pada umumnya. Lantas bagaimana olahraga yang aman untuk penderita aritmia? Simak tips dari dokter!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia di Mayapada Hospital Surabaya, dr. Rerdin Julario, Sp.JP(K) mengatakan olahraga yang aman bagi penderita aritmia memang perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung sebelum memulai program olahraga.

"Dokter akan menilai jenis dan tingkat keparahan aritmia secara komprehensif, serta memberikan saran olahraga yang sesuai dengan kondisi pasien. Olahraga yang direkomendasikan untuk penderita aritmia umumnya adalah olahraga aerobik intensitas rendah hingga sedang, seperti berjalan kaki, berenang, bersepeda, yoga dan tai chi," kata dr. Rerdin dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2024).

ADVERTISEMENT

Meskipun begitu, perlu diingat pula bahwa olahraga harus dimulai dengan perlahan dan tingkatkan intensitas secara bertahap. Tak perlu memaksakan diri, tetapi dengarkan sinyal dari tubuh dan istirahat jika merasa lelah. Bantuan alat pemantau detak jantung atau Heart Rate Monitor (HRM) berguna untuk memastikan seseorang berolahraga pada zona detak jantung yang aman.

Jika timbul rasa tidak nyaman disertai berdebar-debar di dada, denyut jantung yang tidak teratur atau sangat cepat atau lambat, pusing atau pingsan, sesak napas, atau nyeri dada, segera hentikan olahraga dan hubungi dokter.

Sementara itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Aritmia di Mayapada Hospital Tangerang, dr. Agung Fabian Chandranegara, SpJP (K), FIHA mengatakan pengobatan aritmia dapat dilakukan berdasarkan jenis dan keparahan kondisi tersebut serta gejala yang dialami pasien. Tentu, hal ini memerlukan pemeriksaan yang komprehensif dari dokter.

"Salah satu tindakan penanganan aritmia adalah dengan melakukan Ablasi Jantung. Ablasi jantung adalah prosedur medis yang minimal invasif, dengan menggunakan kateter (tabung tipis dan fleksibel) melalui pembuluh darah di pangkal paha, leher, atau lengan dan mengarahkan kateter tersebut ke jantung menggunakan panduan gambar dari sinar X," ujar dr. Agung Fabian.

"Energi panas (radiofrequency ablation) dikirim melalui kateter untuk menghancurkan atau menghilangkan bagian yang menyebabkan aritmia. Ini menghentikan impuls listrik yang abnormal dan memungkinkan irama jantung yang normal," sambungnya.

Dengan begitu, penderita aritmia masih bisa melanjutkan aktivitas olahraga mengikuti panduan dari dokter. Jika mengalami kondisi aritmia dan tetap ingin berolahraga, maka dapat melakukan konsultasi dengan dokter dalam layanan Cardiovascular Center yang tersedia di seluruh unit Mayapada Hospital.

Pemeriksaan yang komprehensif dilakukan oleh tim dokter multidisiplin didukung oleh fasilitas yang lengkap dan canggih. Mengedepankan pelayanan berstandar internasional, Mayapada Hospital terus berupaya memperkuat kompetensi dokter dan tenaga medis lainnya untuk memberikan outcome yang optimal bagi pasien.

Selain itu, Anda dapat merencanakan program olahraga yang tepat bersama dengan dokter spesialis kedokteran olahraga yang ada pada layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC) Mayapada Hospital sambil berkolaborasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

"Program olahraga pada dasarnya dapat disesuaikan dengan kondisi pasien. Jika pasien mengalami aritmia dan masih ingin aktif berolahraga, maka kita juga perlu berkoordinasi dengan dokter spesialis jantung, supaya bisa menemukan latihan-latihan yang efektif untuk penderita aritmia," tutur Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Taufan Favian Reyhan, Sp.KO

Layanan SITPEC dikhususkan bagi para sport enthusiast hingga atlet olahraga untuk mendapatkan penanganan mulai dari program preventif, skrining sebelum olahraga, hingga penangan cedera dan pasca cedera.

Mayapada Hospital tahun ini kembali menjadi official hospital partner untuk ajang kompetisi olahraga lari Pocari Sweat Run Indonesia 2024. Mayapada Hospital bersama Pocari Sweat berupaya meningkatkan kesadaran para pecinta olahraga lari yang akan ikut dalam Pocari Run 2024 dengan menyediakan Self Health Assessment yaitu asesmen mandiri yang perlu diisi oleh para runners sebelum mengikuti ajang Pocari Sweat Run 2024.

Selain itu, Mayapada Hospital turut mengawal persiapan para runners dengan memberikan promo paket Medical Check Up (MCU) Runner di seluruh unit Mayapada Hospital serta promo pemeriksaan kesehatan lainnya selama rangkaian Race Pack Collection mulai tanggal 18-20 Juli 2024.




(prf/ega)

Berita Terkait