Pakar: Kode Plastik Bukan Penanda Keamanan tapi Mempermudah Daur Ulang

detikcom Leaders Forum

Pakar: Kode Plastik Bukan Penanda Keamanan tapi Mempermudah Daur Ulang

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 17 Jul 2024 14:05 WIB
Pakar: Kode Plastik Bukan Penanda Keamanan tapi Mempermudah Daur Ulang
Prof Dr Ir Akhmad Zainal Abidin, pakar polimer dari ITB (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Plastik merupakan salah satu bahan yang sangat dekat dengan keseharian. Misalnya dalam kemasan makanan, minuman, hingga kebutuhan rumah tangga.

Jika diperhatikan, seringkali ditemukan kode-kode nomor pada kemasan plastik. Banyak yang menganggap, plastik yang memiliki kode angka tertentu artinya lebih aman dibanding yang lain.

Pakar polimer dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Akhmad Zainal Abidin meluruskan anggapan tersebut. Ia menjelaskan, plastik memang memiliki kode-kode yang berbeda, mulai dari 1 hingga 7. Kode tersebut sebenarnya berhubungan dengan jenis plastik yang digunakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tujuan memberi nomor itu bukan untuk menyatakan plastik ini aman atau tidak aman, (maupun) sehat atau tidak sehat. Tapi tanda itu untuk memudahkan daur ulang," jelas prof Akhmad dalam acara detikcom Leaders Forum 'Membedah Disinformasi Dampak BPA Bagi Kesehatan' detik Leaders Forum, Rabu (17/7/2024).

"Ini kalau mau diproses lagi. Terus sudah jadi sampah, biar tidak usah dibawa ke laboratorium untuk memeriksa jenis plastiknya apa. Lihat dari tandanya, 'Oh ini polyethylene, polypropylene'," pungkasnya.

ADVERTISEMENT

Terkait kandungan Bisphenol A atau BPA, dr Aditiawarman Lubis, MPH dari Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia mengatakan bahwa kemasan plastik bukan satu-satunya sumber paparan. Kemasan kaleng makanan, disebutnya juga mengandung BPA dalam bentuk epoxy resin sebagai lining atau pelapis.

Karenanya, ia mengingatkan untuk berhati-hati memanaskan makanan siap saji dalam kaleng. Idealnya dikeluarkan dulu dari kemasannya, dan kalaupun menggunakan wadah aslinya makan tidak dipanaskan lebih dari 70 derajat celcius.

"Perlu dipahami, kalau umpamanya seringkali kita tanpa sadar bawa makanan siap saji, bahan kaleng, kemasannya adalah resin, bahan itu yang sebenarnya kandungan BPA nya cukup tinggi," kata dr Adit, demikian sapaan akrabnya.




(sao/up)

Berita Terkait