Efek Microsoft Down, Pasien Kanker Tunda Operasi karena Alat Medis Tak Berfungsi

Efek Microsoft Down, Pasien Kanker Tunda Operasi karena Alat Medis Tak Berfungsi

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 23 Jul 2024 08:10 WIB
An item of checked luggage is seen near a monitor displaying a blue error screen, also known as the ?Blue Screen of Death? at a baggage claim area inside Terminal C in Newark International Airport, after United Airlines and other airlines grounded flights due to a worldwide tech outage caused by an update to Crowdstrikes
Microsoft down, layanan publik lumpuh. (Foto: REUTERS/Bing Guan)
Jakarta -

Layanan publik di sejumlah negara tak bisa berfungsi karena Microsoft Windows mengalami gangguan. Bukan hanya di layanan transportasi, rumah sakit pun terdampak akibat gangguan ini.

Beberapa rumah sakit bahkan harus menunda proses operasi. Staf rumah sakit di New York dan Boston mengatakan mereka tidak dapat mengakses beberapa catatan medis atau mengalami kesulitan mencari tahu ke mana harus mengirim pasien yang sakit kritis karena beberapa ruang operasi telah ditutup.

"Seluruh rumah sakit lumpuh," kata seorang karyawan di Dana-Farber Cancer Center di Boston kepada NBC News.

"Mereka meminta pasien untuk tinggal di rumah hari ini hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan kami juga tidak dapat mengakses kunjungan virtual," lanjutnya.

Hal tak terduga juga dialami seorang pasien kanker di Inggris yang terpaksa menunda operasinya karena masalah ini. Chantelle Mooney, 41, dijadwalkan menjalani kraniotomi pada hari Jumat 19 Juli, tetapi mengatakan operasi tersebut dibatalkan karena masalah IT yang terjadi di hampir seluruh dunia.

Chantelle mengidap kanker serviks terminal stadium 4B pada Februari 2022, yang menyebar ke paru-parunya. Dia kemudian diberitahu tiga minggu lalu bahwa ada massa juga ditemukan di otaknya.

ADVERTISEMENT

Chantelle tiba di Rumah Sakit Royal Preston di Lancashire di Inggris pada Jumat pagi, berharap untuk menjalani operasi pada pukul 10 pagi. Namun ketika dia sedang menonton TV di ruang tunggu, dia melihat berita bahwa Microsoft sedang menghadapi krisis dan tak bisa diakses.

Sekitar 10 menit kemudian, dokter bedahnya tiba untuk menjelaskan bahwa mereka mengandalkan teknologi Microsoft untuk pemindaian, pengobatan darurat, mengakses catatan medis, dan banyak lagi.

Setelah menghabiskan pagi hari menunggu untuk melihat apakah masalah ini dapat diselesaikan, pada pukul 13.30, dia diberitahu bahwa operasinya tidak akan dilanjutkan dan akan diundur hingga Jumat depan.

"Mereka bilang mereka tidak bisa melakukan operasi sampai perangkat lunaknya muncul kembali. Operasinya lama, bisa memakan waktu empat hingga tujuh jam, dan [setelah menunggu] pada pukul 13.30. mereka balik lagi dan bilang tidak mungkin mereka melakukannya, kalau down lagi terlalu beresiko," curhat Chantelle.




(kna/suc)