Makanan dan minuman manis saat ini sangat digandrungi oleh anak-anak. Padahal, di balik kelezatannya, jajanan manis bisa mengundang banyak hal buruk, salah satunya stunting.
Spesialis anak dr Kanya Ayu Paramastri, SpA mengatakan makanan atau minuman manis secara tidak langsung akan membuat tumbuh kembang anak menjadi kurang maksimal. Anak-anak akan cenderung merasa kenyang hanya dengan jajanan manis saja, sehingga berpotensi alami stunting karena kurangnya asupan nutrisi lain yang dibutuhkan.
"Nggak serta merta langsung ke sana sih (stunting) karena mungkin anaknya dapat asupan tinggi gula dan mungkin kurang makro dan mikro nutrien," ujar dr Kanya dalam agenda Kalbe di Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (27/7/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak yang kebanyakan gula entah fruktosa, sukrosa, dan sebagainya akan cenderung lebih kenyang kan. Sehingga, dia cenderung tidak ingin makan lainnya, yang sebenernya dia butuhkan, karbohidrat yang benar, protein hewani, sumber lemak dan lainnya," sambungnya.
Pola pemberian makanan atau minuman yang tidak tepat akan mengganggu feeding rules anak. Sehingga, anak akan kesulitan mendapatkan makanan bernutrisi yang ia butuhkan.
"Jadi dimasukin snack manis, asin, atau minuman manis dan minuman yang tidak manis pun kalau itu mengganggu appetite-nya (nafsu makan) dia, sehingga dia tidak mau makan di jam makan seharusnya. Makannya nutrisinya jadi berkurang," katanya.
Selain berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak, dr Kanya mengimbau para orang tua untuk mengurangi asupan gula harian anak. Serta, mendorong anak untuk lebih aktif.
"Emang benar asupan makanan minuman tinggi gula akan berakibat tidak baik, angka diabetes meningkat. Sejak masa pandemi anak-anak kebanyakan tidak aktif, di rumah aja main gadget, gaya hidup sedentary, duduk-duduk, main game, dan seterusnya," tutupnya.
(dpy/kna)











































