Kemenkes Ungkap Laporan Bullying PPDS 6 Bulan Terakhir, Terbanyak Ada di RS Ini

Round Up

Kemenkes Ungkap Laporan Bullying PPDS 6 Bulan Terakhir, Terbanyak Ada di RS Ini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Jumat, 06 Sep 2024 06:30 WIB
Kemenkes Ungkap Laporan Bullying PPDS 6 Bulan Terakhir, Terbanyak Ada di RS Ini
Foto: Getty Images/bymuratdeniz
Jakarta -

Kasus perundungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mencuat setelah dr ARL, seorang mahasiswi PPDS program anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di RSUP Dr Kariadi ditemukan meninggal di kamar kostnya. Ia meninggal setelah menyuntikkan obat, diduga karena tak kuat menjadi korban bullying senior.

Terkait kasus perundungan PPDS, Kementerian Kesehatan RI mengatakan hal ini tak hanya terjadi di Undip. Namun, juga terjadi di sejumlah RS, termasuk RS vertikal lain yang dinaungi Kemenkes RI.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Azhar Jaya mengatakan pihaknya telah menerima 1.540 laporan dugaan bullying PPDS hingga awal Agustus 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah ditelusuri lebih lanjut, sekitar 25 hingga 30 persen dari laporan yang diterima menunjukkan indikasi kuat bullying benar terjadi.

"Jumlah ini terus bertambah dan biasanya awal bulan kita rekap," ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (5/9/2024).

ADVERTISEMENT

RS Vertikal yang Laporkan Dugaan Bullying

Azhar menyebut laporan dugaan bullying di RS Vertikal paling banyak selama 6 bulan terakhir berada di RS Kandou Manado. Kemudian diikuti RS Pemerintahan Daerah (Pemda) di RS Zainoel Abidin Aceh, dan RS Undip.

"Di RS kemenkes yang paling tinggi dalam 6 bulan terakhir adalah RS Kandou manado, RS Pemda yg tertinggi RS Zainoel Abidin Aceh, untuk RS milik universitas yang tertinggi RS undip juga. Saya sudah kirim teguran," kata Azhar.

"Ini terjadi di RS pendidikan dan tidak hanya di RS milik Kemenkes. Ada juga di RSUD milik pemda dan RS milik Universitas juga," sambungnya lagi.

Senada, Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi juga mengungkapkan kasus dugaan bullying PPDS terjadi di beberapa RS vertikal Kemenkes atau di bawah naungan Kemenkes.

Terlebih, kata dr Nadia, hampir semua RS vertikal yang menjadi wahana pendidikan ada indikasi dugaan bullying. Beberapa laporan yang termasuk indikasi bullying saat ini sudah diberikan sanksi.

"RS M Djamil, RS Moh Hoesin, RS Adam Malik, RS Wahidin, RS Kandou, RS Ngoerah, RSCM, RS Harkit," katanya saat dihubungi detikcom, Kamis (5/9).

"Iya, ada yang sudah kita juga berikan sanksi seperti di RSHS, RSCM, dan ada beberapa, ya," imbuh Nadia.

Bentuk Bullying yang Ditemukan di RS Vertikal

Azhar mengatakan sekitar 50 persen bentuk bullying atau perundungan yang ditemukan adalah non fisik.

"Ini bisa pembiayaan di luar pendidikan, tugas jaga yang berat, dikucilkan, mengerjakan tugas pribadi senior, dan lain-lain," ucapnya lagi.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/naf)

Berita Terkait