Daftar Patogen yang Masuk Radar Kemenkes, Punya Potensi Jadi Pandemi Baru

Daftar Patogen yang Masuk Radar Kemenkes, Punya Potensi Jadi Pandemi Baru

Atta Kharisma - detikHealth
Sabtu, 07 Sep 2024 06:30 WIB
Daftar Patogen yang Masuk Radar Kemenkes, Punya Potensi Jadi Pandemi Baru
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/ktsimage)
Jakarta -

Pemerintah terus memantau ketat patogen-patogen yang berpotensi memicu pandemi dan epidemi. Kepala Pusat Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Bonanza Perwira Taihitu mengungkapkan Indonesia aktif berperan dalam meningkatkan sistem kesiapsiagaan global untuk menghadapi ancaman penyakit menular baru, khususnya saat memimpin G20.

Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperbarui daftar patogen global yang berpotensi menyebabkan epidemi dan pandemi. Pembaruan itu termaktub dalam dokumen berjudul 'WHO R&D Blueprint for Epidemics: Pathogens Prioritization, A Scientific Framework For Epidemic And Pandemic Research Preparedness' yang dipublikasikan pada 30 Juli 2024.

Dokumen itu menekankan pentingnya kesiapsiagaan, kolaborasi dan kerja sama internasional dalam mempercepat penelitian dan pengembangan upaya penanggulangan untuk menangani ancaman pandemi dan epidemi di masa depan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bonanza mengatakan Kemenkes RI telah melakukan identifikasi patogen prioritas yang berasal dari satwa liar. Proses ini melibatkan para pakar nasional dan internasional, termasuk dari WHO, baik di tingkat regional maupun global.

Ia menambahkan setiap negara memiliki daftar prioritas patogen yang disusun berdasarkan situasi epidemiologi masing-masing, yang kemudian diselaraskan dengan panduan global dari WHO.

ADVERTISEMENT

Daftar Patogen Prioritas dari Famili Virus

Berdasarkan hasil identifikasi patogen yang telah dilakukan dan disusun oleh Kemenkes RI, berikut beberapa famili virus yang menjadi patogen prioritas di Indonesia:

  1. Famili Coronaviridae (seperti SARS CoV)
  2. Famili Orthomyxoviridae (termasuk Influenza H5N1)
  3. Famili Paramyxoviridae (seperti Nipahdan Measles)
  4. Famili Flaviviridae (misalnya, Dengue dan Zika)
  5. Famili Filoviridae (misalnya, Ebola dan Marburg)
  6. Famili Bunyaviridae (misalnya, Hanta)
  7. Famili Togaviridae (misalnya, Chikungunya)
  8. Famili Rhabdoviridae (misalnya, Rabies)
  9. Famili Poxviridae (misalnya, Mpox)
  10. Famili Retroviridae (misalnya, HIV)

Bonanza mengatakan patogen prioritas dari famili virus di atas juga menjadi bagian dari perhatian WHO dalam daftar prioritasnya.

Daftar Patogen Prioritas dari Famili Bakteri

Selain patogen prioritas virus, ada pula sejumlah patogen dari famili bakteri yang perlu menjadi perhatian, khususnya yang berkaitan dengan resistensi antimikroba, yaitu:

  1. Famili Enterobacteriaceae (misalnya, Salmonella dan E. coli)
  2. Famili Mycobacteriaceae (MTB Complex)
  3. Famili Bacillaceae (Anthrax)
  4. Famili Staphylococcaceae (Staphylococcus aureus)
  5. Famili Neisseriaceae (N. gonorrhoeae dan N. meningitidis)
  6. Famili Campylobacter Aceae (Campylobacter)

Sementara itu, patogen bakteri yang masuk dalam daftar prioritas yang dipantau di antaranya:

  1. Famili Pseudomonadaceae (Pseudomonas)
  2. Famili Leptospiraceae (Leptospira)
  3. Famili Vibrionaceae (Vibrio cholerae)
  4. Famili Yersiniaceae (Y. pestis)

Bonanza mengatakan patogen-patogen tersebut berkaitan dengan berbagai spesies satwa, seperti kelelawar (Chiroptera), primata, hewan pengerat, dan burung (Aves) yang sering menjadi inang atau vektor penyebaran penyakit.

Next: Kesiapsiagaan RI di Tingkat Nasional

Kesiapan di Tingkat Nasional

Bonanza menuturkan pihaknya akan mengoptimalkan daftar patogen yang diidentifikasi sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan di tingkat nasional, termasuk ketersediaan vaksin, obat-obatan, dan upaya penanggulangan lainnya.

"Identifikasi prioritas ini juga memperkuat surveilans rutin yang dilakukan salah satunya melalui program ILI (Influenza-like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infections), serta pemanfaatan laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas)," ujar Bonanza dikutip dari keterangan resmi yang diperoleh detikcom, Jumat (6/9/2024).

"Diharapkan dengan adanya identifikasi ini, akan meningkatkan kewaspadaan semua pihak serta memperkuat aliran informasi dan sistem peringatan dini terhadap situasi yang berkembang di wilayah masing-masing," sambungnya.

Pemerintah Indonesia juga menerapkan pendekatan One Health yang menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan untuk mengatasi tantangan kesehatan secara komprehensif.

Pemerintah juga terus memantau penyakit infeksi emerging yang sangat berpotensi dan dapat memicu kedaruratan kesehatan, seperti Mpox, COVID-19, Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Avian Influenza (H5N1, H5N6, H9N2). Pemetaan risiko penyakit infeksi emerging sangat penting dilakukan oleh daerah, terlebih mengingat masih banyak daerah yang belum memiliki peta risiko penyakit infeksi emerging.

Halaman 3 dari 2
(ath/naf)

Berita Terkait