Ternyata Bukan Mistis, Perlukah 'Ketindihan' Ditangani Secara Medis?

Fenomena Ketindihan Jin

Ternyata Bukan Mistis, Perlukah 'Ketindihan' Ditangani Secara Medis?

Nadiva El Khasani - detikHealth
Jumat, 20 Sep 2024 20:01 WIB
Ternyata Bukan Mistis, Perlukah Ketindihan Ditangani Secara Medis?
Ketindihan ternyata bisa dijelaskan secara medis (Foto: Getty Images/iStockphoto/sdominick)
Jakarta -

Banyak orang yang pernah mengalami sensasi aneh saat terbangun di tengah malam dan merasa tubuhnya tak bisa bergerak. Dalam dunia medis, fenomena ini dikenal sebagai sleep paralysis atau ketindihan. Meski tak jarang terjadi, kondisi ini bisa menimbulkan kebingungan dan kecemasan bagi yang mengalaminya, terutama jika terjadi berulang kali. Lantas, haruskah seseorang memeriksakan diri ke dokter jika sering mengalami ketindihan?

Menurut praktisi kesehatan tidur, dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT, sleep paralysis sebenarnya bukan kondisi yang memerlukan penanganan medis secara khusus. Berdasarkan pengalaman, kebanyakan orang yang mengalami ketindihan tidak sampai perlu berkonsultasi dengan dokter, karena kondisi ini umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat.

"Jarang ya ada yang periksa karena ketindihan, karena bisa sembuh sendiri," ungkap dr Daniel saat ditemui detikcom di Tangerang, Kamis (19/9/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun begitu, dr Daniel menekankan bahwa kualitas tidur yang buruk bisa menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketindihan. Menjaga pola tidur yang teratur dan cukup dapat membantu mencegah terjadinya ketindihan atau sleep paralysis.

"Kalau kualitas tidurnya baik, ketindihan akan hilang dengan sendirinya," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Pengalaman Dewi (26), seorang perawat di daerah Surabaya yang juga pernah mengalami ketindihan sekitar tiga bulan yang lalu, sejalan dengan apa yang disampaikan oleh dr Daniel. Dewi memilih untuk tidak memeriksakan diri ke dokter karena merasa kondisi tersebut tidak mengganggu aktivitas sehari-harinya, dan akhirnya teratasi dengan sendirinya.

"Nggak periksa karena nggak mengganggu aktivitas dan kesehatan sehari-hari," ungkap Dewi saat dihubungi detikcom, Jumat (20/9/2024).

Hal yang sama juga dialami oleh Permata (25), seorang karyawan di Pekanbaru. Alih-alih mencari solusi secara medis, ia memilih fokus pada kemungkinan penyebab dirinya mengalami ketindihan.

"Nggak pernah ke dokter, kebetulan dua kali ketindihan karena tidur di waktu maghrib, kan kata orang dulu emang nggak boleh ya," jelas Permata.

Dengan kata lain, meskipun ketindihan bukanlah kondisi yang perlu dikhawatirkan secara medis, menjaga kualitas tidur tetap menjadi kunci penting agar tubuh dan pikiran tetap sehat, serta mengurangi kemungkinan mengalami sleep paralysis di masa mendatang.




(up/up)
Sisi Lain Ketindihan
8 Konten
Ketindihan atau rep-repan kerap dianggap sebagai fenomena mistis. Dokter menjelaskannya sleep paralysis dari sisi medis, termasuk impresi menyeramkan yang ternyata berkaitan dengan halusinasi.

Berita Terkait