Kementerian Kesehatan RI membeberkan sol nasib program studi anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) di RSUP Kariadi, Semarang, setelah ditutup sementara.
Penghentian tersebut dilakukan buntut kasus bunuh diri salah satu peserta didik diduga mengalami bullying atau perundungan.
Plt Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya dengan RS Kariadi maupun Undip saat ini sudah melakukan perjanjian atau momerandum of Understanding (MoU) mengenai pengaturan-pengaturan, termasuk biaya yang harus dibayarkan program pendidikan hingga hak PPDS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian apa aja haknya PPDS, apa yang jadi kewajiban dari RS itu baru, lalu tanda tangan sekita dua hari yang lalu," imbuhnya lagi.
Ia menyebut sampai saat ini program anestesi FK Undip masih ditutup dan segera dibuka kembali. Rencananya, kata dr Nadia, program tersebut bakal dibuka 1 hingga 2 minggu ke depan.
"MoU itu bertujuan sebagai bentuk dari komitmen Undip untuk memastikan bullying nggak ada, karena kan selama ini masih ada yang ngomong Kemenkes ikut-ikut 'kartu' jam kerja, padahal kita nggak ngikut-ngikut sama sekali," lanjutnya.
Terkait hasil investigasi bullying, dr Nadia mengatakan sudah menyerahkan seluruhnya kepada polisi. "Nanti tinggal kepolisian memperdalam saja."
(suc/up)











































