Cerita di Balik Viral Pasutri Berobat Bareng ke RS Jiwa Bandung

Cerita di Balik Viral Pasutri Berobat Bareng ke RS Jiwa Bandung

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 16 Okt 2024 11:00 WIB
Cerita di Balik Viral Pasutri Berobat Bareng ke RS Jiwa Bandung
Foto: Tangkapan layar viral atas izin yang bersangkutan
Jakarta -

Tidak sedikit orang yang menganggap pergi ke psikolog maupun psikiater adalah aib, terlebih jika harus mendatangi rumah sakit jiwa. Namun, hal ini tidak berlaku bagi pasangan suami istri di Bandung.

Konten Fisti Aliana Barezki (29) ramai disorot warganet TikTok. Dirinya mengaku memutuskan berobat bersama suaminya, Arief (30) demi pernikahan yang sehat.

Dalam perjalanan awal pernikahan, keduanya menyadari memiliki trauma masa kecil yang belum sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Self awareness yang baik ini tuh modal penting ketika kita mau menjalani hubungan dengan siapapun, apalagi pernikahan. Karena kalau kita nggak kenal diri sendiri, gimana kita bisa belajar mengenali orang lain dengan tepat?" ceritanya kepada detikcom Senin (14/10/2024).

"Konflik-konflik pernikahan juga seringnya muncul dari hal-hal sepele akibat kita yang nggak paham emosi sendiri, jadi nggak bisa mengungkapkannya ke pasangan dengan baik, malah menyinggung, kasih energi negatif atau bahkan meledak-ledak, jadinya berantem deh," sebut Fisti.

ADVERTISEMENT

Trauma yang dialami keduanya tanpa sadar berdampak pada interaksi hubungan pasutri tersebut sehari-hari.

Adanya perbedaan pengasuhan semasa kecil juga membuat Fisti tidak jarang kerap sulit menyamakan pemahaman yang kemudian berisiko berakhir konflik. Fisti jelas tidak ingin hal-hal semacam ini ikut berdampak pada kondisi psikis anak nantinya.

Bukan tidak mungkin, bila tidak ada pengobatan, akan menjadi rantai trauma pada generasi berikutnya. Kerap kali tidak disadari banyak pasutri.

"Misal suami atau istri jadi orang yang pemarah, ringan tangan ke anaknya karena dia dulu selalu melihat orang tuanya KDRT juga. Atau contoh lainnya kita justru jadi ekstra manjain anak atau pasangan karena dulunya trauma hidupnya waktu kecil banyak dilarang orang tua," sambung dia.

Dicover BPJS

Beberapa orang terkadang enggan mendatangi psikolog atau psikiater dengan dalih mahalnya pengobatan. Padahal, seperti Fisti dan suaminya, mereka mengakses pelayanan di salah satu RSJ Bandung secara gratis, ditanggung BPJS Kesehatan.

"Semua ditanggung BPJS Kesehatan, termasuk obat-obatnya," kata Fisti.

Mengingat Fisti mendatangi fasilitas kesehatan dengan jumlah dokter spesialis kesehatan jiwa memadai, dirinya juga tidak perlu mengantre.

"Nggak gitu antre, karena dokternya banyak. Mungkin opsinya pilih fasilitas kesehatan yang khusus psikiatri, kalau di RS umum kan memang dokternya paling satu atau dua," pesan dia.




(naf/kna)

Berita Terkait