Terungkap Alasan Banyak Pasutri Korsel Ogah Bercinta dan Tak Tidur Sekamar Lagi

Terungkap Alasan Banyak Pasutri Korsel Ogah Bercinta dan Tak Tidur Sekamar Lagi

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 22 Okt 2024 18:57 WIB
Terungkap Alasan Banyak Pasutri Korsel Ogah Bercinta dan Tak Tidur Sekamar Lagi
Ilustrasi warga Korea Selatan. (Foto: (Reuters))
Jakarta -

Banyak pasangan suami istri di Korea Selatan mulai ogah untuk bercinta. Berdasarkan survei tahun 2016 terhadap 1.090 warga negara Korea Selatan yang dirilis oleh satu-satunya klinik seks di Korea Selatan, Klinik S di Seoul, yang dikelola oleh Dr Kang Dong-woo, menunjukkan bahwa 35,1 persen pasangan menikah di sana tidak pernah berhubungan seks.

Diberitakan Korea Herald, penelitian tersebut menunjukkan bahwa Korea Selatan memiliki tingkat pernikahan tanpa seks tertinggi kedua di negara-negara yang disurvei. Posisinya berada setelah Jepang dengan 44,6 persen, sementara rata-rata global berada di angka 20 persen.

Dr Kang mengungkap penyebab terjadinya resesi seks di Korea Selatan. Muncul dugaan hal ini terjadi karena kurangnya gairah warga Korsel untuk bercinta, tapi ternyata bukan itu pemicunya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Keintiman seksual yang sejati melibatkan ikatan dan koneksi emosional, tetapi banyak orang Korea tidak memilikinya," menurut Dr Kang, "Sebaliknya, seks sering kali dilihat hanya sebagai tindakan penetrasi, ejakulasi, dan pemuasan."

Terlalu Lelah

Faktor utama yang membuat banyaknya pasutri di Korea Selatan ogah berhubungan seks adalah karena merasa terlalu lelah. Hal ini diungkapkan oleh kepala Pusat Budaya Seks Bahagia di Seoul, Dr Bae Jeong-weon, yang menyediakan konseling dan pendidikan terkait seks.

ADVERTISEMENT

"Orang Korea menjalani kehidupan yang sangat sibuk, mencurahkan sebagian besar energi mereka untuk peran publik mereka. Jam kerja yang panjang, tempat kerja yang sangat kompetitif, dan makan malam perusahaan yang sering membuat orang benar-benar terkuras," jelas Dr Bae.

"Saat mereka tiba di rumah, mereka terlalu lelah untuk berinvestasi dalam hubungan pribadi," sambungnya.

Menurutnya, orang-orang di Korsel tidak terlalu memikirkan pentingnya hubungan pribadi. Mereka sering tidak menyadari kebahagiaan yang bisa didapatkan dari sebuah hubungan.

Setelah menghabiskan banyak energi di tempat kerja, lanjut Dr Bae, orang-orang lebih memilih menghabiskan waktu untuk berbaring dan memainkan ponsel mereka.

"Mereka mendapatkan kepuasan, mendapatkan sedikit dorongan dopamin dari itu," lanjut dia.

Selain lelah bekerja, banyak pasutri yang mulai ogah berhubungan seks karena lelah mengasuh anak. Bahkan, pasutri memilih untuk tidak tidur sekamar lagi agar tidak saling mengganggu waktu istirahatnya.

Jadi Salah Satu Pemicu Perceraian

Seorang pengacara perceraian dengan pengalaman selama 24 tahun, Yang So-young, mengungkapkan sebanyak 80 hingga 90 persen kliennya yang ingin bercerai berada dalam pernikahan tanpa hubungan seks.

Sementara 10 persen kasus melibatkan pasangan, di mana salah satu pasangan memiliki hasrat seksual yang jauh lebih tinggi hingga menciptakan ketegangan. Meski begitu, selama 24 tahun bekerja Yang tidak pernah memiliki klien yang secara eksplisit menyebut kurangnya hubungan seks sebagai alasan utama perceraian.

"Mungkin itu penyebab tersembunyi, tetapi tidak ada yang mengakuinya. Mungkin karena mengakuinya dapat membuat mereka tampak tidak canggih atau seolah-olah mereka bertindak berdasarkan naluri dasar," terang Yang.

"Pasangan di Korea Selatan jarang berbicara tentang seks secara terbuka. Mereka membahas keuangan, pengasuhan anak, dan masalah dengan mertua, tetapi tidak tentang seks. Bahkan ketika masalah (yang berhubungan dengan seks) muncul, mereka tidak berusaha mengatasinya," sambungnya.

Di Korea Selatan sendiri, pasutri yang jarang berhubungan seks digambarkan sebagai tanda konflik yang sedang terjadi atau menjadi indikator perkawinan yang tidak stabil.

Namun, Profesor Lim Choon-hee dari Departemen Studi Anak dan Keluarga di Universitas Nasional Kunsan, berpendapat bahwa pasutri yang tidak berhubungan seks mungkin saja tidak selalu buruk. Bisa jadi hal tersebut menjadi salah satu cara bagi beberapa pasangan untuk hidup bersama dengan damai.

"Dalam kasus seperti itu, pasangan suami istri yang tidak berhubungan seks mungkin dapat mempertahankan hubungan yang damai tanpa perselisihan yang serius," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sao/naf)

Berita Terkait