Adu Strategi Cagub Jakarta Tangani Masalah Gizi, Termasuk Cuti untuk Busui

Adu Strategi Cagub Jakarta Tangani Masalah Gizi, Termasuk Cuti untuk Busui

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Minggu, 27 Okt 2024 21:01 WIB
Adu Strategi Cagub Jakarta Tangani Masalah Gizi, Termasuk Cuti untuk Busui
Momen debat Cagub Jakarta. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Debat calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta menyoroti terkait masalah kesehatan terutama problem gizi yang ada di kota metropolitan ini. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) menyebut hanya 60,3 persen anak di Jakarta yang mendapatkan ASI eksklusif.

Pemenuhan gizi anak salah satunya adalah dengan memberikan ASI eksklusif selama kurang lebih dua tahun untuk mengurangi risiko stunting.

Sejumlah calon gubernur menilai pemenuhan gizi anak harus dimulai sejak dalam kandungan. Mengenai pemberian ASI, mayoritas menyebut ibu bekerja harus mendapat support ruang laktasi di perkantoran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun strategi calon gubernur dalam mengatasi masalah gizi yakni:

Ridwan Kamil

ADVERTISEMENT

Ridwan Kamil menyinggung pemenuhan gizi anak salah satu hal yang harus diwujudkan demi Indonesia Emas 2024. Oleh karena itu dia menekankan program yang akan diusungnya akan dimulai sejak bayi dalam kandungan.

Dirinya juga mengatakan akan memberikan cuti kepada ibu bekerja yang masih dalam masa menyusui. Selain itu memastikan setiap kantor di Jakarta memiliki ruang laktasi.

"Kombinasi peraturan dan suksesnya program makan gratis Insya Allah akan melahirkan kualitas bayi yang sehat," tutur dia.

Dharma Pongrekun

Dalam debat calon gubernur, Dharma Pongrekun menyebut pentingnya konsumsi daun katuk untuk ibu menyusui agar suplai ASI lancar. Dia juga menyinggung terkait ruang laktasi agar memudahkan ibu bekerja menyusui.

Pramono Anung

Calon gubernur nomor urut 3 ini mengatakan untuk mengatasi masalah gizi, ada sederet hal yang perlu dilakukan mulai dari pemenuhan asupan makanan sejak 1000 hari pertama kehidupan dengan tujuan mengatasi stunting.

"Harus ada yang namanya daycare. Yang kedua adalah ada ruang untuk laktasi, yang ketiga adalah posyandu, dan yang paling penting semua itu dilakukan untuk menjaga jangan sampai bayi tadi terkena stunting," kata Pramono.




(kna/up)

Berita Terkait