Disinggung Pongrekun di Debat Cagub DKI soal ASI Eksklusif, Apa Itu Daun Katuk?

Disinggung Pongrekun di Debat Cagub DKI soal ASI Eksklusif, Apa Itu Daun Katuk?

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Senin, 28 Okt 2024 07:32 WIB
Disinggung Pongrekun di Debat Cagub DKI soal ASI Eksklusif, Apa Itu Daun Katuk?
Foto: Dharma-Kun (Youtube KPU DKI)
Jakarta -

Calon gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun memberikan saran terhadap penjaminan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan bagi anak-anak di DKI Jakarta. Salah satu sarannya adalah dengan mengonsumsi daun katuk untuk memperlancar produksi air susu ibu (ASI)

Dharma mulanya menanggapi paparan cagub nomor urut 1 Ridwan Kamil yang mendapatkan pertanyaan dari panelis bahwa berdasarkan survei, hanya 60,3 persen anak di DKI Jakarta yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan.

"Saya akan tambahkan sedikit bahwa perlu dipersiapkan seorang ibu agar air susunya lancar itu dengan banyak makan daun katuk, sehingga tidak perlu lagi harus memaksakan disedot air susu ibunya," katanya dalam Debat Kedua Pilkada Jakarta 2024 di Ancol, Jakarta Utara, Minggu (27/10/2024) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Daun Katuk?

Dikutip dari Fakultas Ilmu Kesehatan, Kedokteran, dan Ilmu Alam Banyuwangi (FIKKIA) Universitas Airlangga (Unair), daun katuk (sauropus androgynus) banyak ditemukan di Indonesia. Sebagian masyarakat memanfaat daun tersebut sebagai obat herbal tradisional dan pakan ternak.

Daun katuk dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai sayur dan pewarna makanan. Daun katuk hanya ditanam sebagai tanaman hias di pagar dan pekarangan, namun metode ekstensifikasi dapat dikembangkan di perkebunan khusus.

ADVERTISEMENT

Ekstrak daun katuk secara tradisional digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Proses laktasi dirangsang oleh peningkatan kadar hormon prolaktin dan oksitosin. Vitamin A bersumber dari karoten dari ekstrak katuk.

Vitamin A mensintesis retinol yang bereaksi dengan asam lemak untuk memicu pelepasan hormon prolaktin. Kehadiran hormon prolaktin merangsang perkembangan kelenjar sekretori di duktus intralobular. Peningkatan aktivitas kelenjar sekretori dengan lipid dan jaringan lemak monolokular dapat mempersiapkan kelenjar susu sebelum waktunya ASI turun.

Ekstrak air daun katuk 10g/200ml yang diteliti pada model hewan percobaan juga menunjukkan adanya penurunan glukosa darah. Pengukuran menggunakan skor indeks glikemik (IG) menunjukkan adanya penurunan aktivitas sebesar 50 persen dibandingkan dengan glukosa darah normal.

Pada penelitian lain, dosis 250 mg/kg BB ekstrak etanol daun katuk menurunkan glukosa darah dan glikogen hati pada tikus yang diinduksi aloksan. Penurunan kolesterol total dan trigliserida ditunjukkan dengan dosis yang sama. Penurunan kadar enzim ALT, AST dan ALP menunjukkan adanya penurunan aktivitas oksidatif di hati.

Kandungan sauroposida dan beberapa metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, fenol, terpenoid, glikosida, dan beberapa vitamin seperti karotenoid, tokoferol bermanfaat dalam banyak pengobatan tradisional. Aplikasi paling sederhana untuk mengekstrak simplisia adalah ekstrak air dengan merebus daun, bunga, dan bijinya.

Meskipun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi khasiat daun katuk, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk membuat sediaan farmasi berupa obat paten yang dapat digunakan sebagai terapi.




(suc/kna)

Berita Terkait