Fakta-fakta Hasil Uji Anggur Muscat di 6 Kota dan Jabodetabek, Dipastikan Aman!

Fakta-fakta Hasil Uji Anggur Muscat di 6 Kota dan Jabodetabek, Dipastikan Aman!

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Selasa, 05 Nov 2024 06:00 WIB
Fakta-fakta Hasil Uji Anggur Muscat di 6 Kota dan Jabodetabek, Dipastikan Aman!
Foto: iStock
Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan Badan Karantina Indonesia telah melakukan uji laboratorium pada beberapa sampel anggur impor shine muscat di Indonesia. Hasilnya, tidak ditemukan anggur dengan kandungan residu kimia melebihi batas normal.

Sebagai informasi, sebelumnya di Thailand ditemukan anggur shine muscat yang mengandung residu bahan kimia berbahaya. Bahkan, otoritas kesehatan negara tetangga lain, Malaysia dan Singapura juga ikut mewaspadai temuan tersebut.

Meredam ketakutan masyarakat, Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan pihaknya telah melakukan uji laboratorium pada sejumlah anggur muscat impor di Indonesia. Sampel diambil di wilayah Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Bandar Lampung, Makassar, Pontianak, hingga Medan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil uji menunjukkan 90 persen dari sampel tidak teridentifikasi pestisida, sementara 10 persen produk yang tersisa ditemukan residu pestisida tetapi masih di bawah ambang batas maksimum.

"Ini juga dinyatakan tidak ada senyawa berbahaya," beber Arief dalam konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

ADVERTISEMENT

"Bapanas sesuai dengan kewenangannya berkomitmen dalam memastikan keamanan pangan segar bagi masyarakat," lanjut dia.

Beda Temuan Residu Anggur Muscat di Thailand dan Indonesia

Plh Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Yusra Egayanti menerangkan mengapa temuan di Thailand dan Indonesia relatif berbeda. Selain karena kemungkinan perbedaan produk, Egayanti mengaku di sejumlah negara terdapat perbedaan batas residu aman dalam buah segar.

"Kami sampaikan bahwa perbedaan batas maksimal residu (BMR) itu lazim terjadi di antar negara. Namun, kemudian ada upaya harmonisasi residu yang dilakukan oleh regulator negara-negara, baik di Asia maupun di global melalui standar Codex Alimentarius Commision (CAC)," terang Yusra dalam konferensi pers Senin (4/11/2024).

Menurutnya, setiap negara memang memiliki BMR yang berbeda-beda, sehingga perbedaan regulasi antara Indonesia dan Thailand memang bisa berbeda.

"Bukan berarti positif residu tersebut adalah merupakan bahaya, belum tentu," kata Yusra.

"Karena bisa jadi tidak diatur, bisa saja mungkin dari teman-teman Kementan, ada pestisida yang digunakan, ada yang tidak digunakan, maka perbedaan regulasi itu relatif terjadi di produk pangan," sambung dia.

NEXT: Pemerintah Dorong Masyarakat Konsumsi Anggur Lokal

Pemerintah melalui BPOM, Bapanas, dan Badan Karantina menyadari masih banyak masyarakat yang takut untuk mengonsumsi buah-buahan impor termasuk anggur muscat.

Arief menyarankan kepada masyarakat lebih memilih buah-buahan lokal untuk dikonsumsi. Menurutnya, Bapanas telah menjamin bahwa buah-buahan lokal yang ada di pasaran terkait kesegarannya.

"Kita sudah punya Perpres (Peraturan Presiden) 81 Tahun 2024 tentang percepatan penganekaragaman pangan berbasis potensi sumber daya lokal," kata Arief dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Senin (4/11/2024).

"Jadi kita imbau pada masyarakat untuk bisa sama-sama mengonsumsi pangan lokal. Bapanas berkomitmen dalam memastikan pangan segar bagi masyarakat," lanjut dia.

Senada, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean menegaskan kualitas buah lokal kita tidak kalah dengan buah-buah impor.

"Saya tetap mengimbau masyarakat untuk mengedepankan konsumsi buah-buahan lokal kita, yang mana kualitas dan nutrisinya tidak kalah dengan buah impor," kara Sahat.

"Kita juga mengekspor buah-buahan ke luar negeri. Tidak kalah sebenarnya buah-buahan lokal kita, diminati di luar negeri sana," lanjut dia.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: BPOM Tanggapi Temuan Kandungan Berbahaya di Anggur Muscat"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)

Berita Terkait