Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kenapa Ada yang Mirip Padahal Tak Sedarah?

Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kenapa Ada yang Mirip Padahal Tak Sedarah?

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Minggu, 17 Nov 2024 07:25 WIB
Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kenapa Ada yang Mirip Padahal Tak Sedarah?
Viral lomba mirip Nicholas Saputra. (Foto: Gus Mun/detikHOT)
Jakarta -

Lomba mirip Nicholas Saputra bikin heboh jagat dunia maya. Acara yang digelar di Gelora Bung Karno (GBK) ini sukses mencuri perhatian warganet setelah banyak peserta yang ikut serta, mengaku mirip pemeran Rangga di film 'Ada Apa Dengan Cinta' itu.

Terlepas dari keseruan lomba tersebut, teori tentang satu orang punya tujuh kembaran di dunia banyak beredar. Lantas kok bisa ada yang bukan saudara tapi punya wajah mirip?

Beberapa peneliti mempelajari tentang kemiripan wajah ini, yang sering diistilahkan sebagai doppelgänger. Kata ilmuwan, kemungkinan seseorang punya 'kembaran' cukup besar, hal ini berkat jumlah gen yang memengaruhi fitur wajah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada banyak sekali gen yang berkontribusi pada hal-hal seperti struktur wajah dan, tentu saja, warna rambut, mata, dan kulit, yang semuanya sangat bervariasi," kata Dr Arthur Beaudet, seorang profesor genetika molekuler dan manusia di Baylor College of Medicine di Houston kepada Live Science.

Tentu saja, anggota keluarga terlihat jauh lebih mirip secara rata-rata daripada individu yang tidak memiliki hubungan darah, yang menunjukkan bahwa wajah manusia jelas dapat diwariskan.

ADVERTISEMENT

Selain itu, orang-orang dari etnis yang sama biasanya berbagi gen yang sama. Misalnya, orang Asia Selatan punya rambut gelap dan kulit sawo matang dan Skandinavia berambut pirang dan berkulit terang.

"Tidak seperti Anda akan menemukan orang Asia dan orang Eropa yang terlihat hampir identik," kata Beaudet.

Kelompok etnis terbesar adalah orang Han Tiongkok (sekitar 1,3 miliar orang) dan orang Hindustan (mungkin sebanyak 1,2 miliar orang, dari Asia Selatan). Jika termasuk dalam salah satu kelompok ini, secara teori, peluang bertemu dengan seseorang yang mirip akan jauh lebih besar.

Sementara itu, dalam jurnal yang dipublikasikan di Cell Report, ilmuwan mengungkapkan ada kemungkinan beberapa orang memiliki fitur wajah mirip karena berbagi variasi genetikyang sama.

Dalam penelitian tersebut, orang-orang yang memiliki wajah mirip diuji menggunakan program pengenalan wajah. Selanjutnya, para peneliti menganalisis genetiknya.

"Orang-orang ini benar-benar mirip karena mereka memiliki bagian penting dari genom, atau urutan DNA," tutur Dr Manel Esteller, peneliti di Institut Penelitian Leukemia Josep Carreras di Barcelona yang terlibat dalam studi tersebut.




(kna/kna)

Berita Terkait