Resistensi Bakteri 'Kebal' Antibiotik di RI Makin Ngeri, BPOM Wanti-wanti soal Ini

Resistensi Bakteri 'Kebal' Antibiotik di RI Makin Ngeri, BPOM Wanti-wanti soal Ini

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Jumat, 29 Nov 2024 13:14 WIB
Resistensi Bakteri Kebal Antibiotik di RI Makin Ngeri, BPOM Wanti-wanti soal Ini
Ilustrasi antibiotik. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar menyebut tren resistensi yang menyebabkan bakteri 'kebal' terhadap antibiotik terus meningkat di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari pemantauan sarana layanan kefarmasian di apotek dan toko lain yang menjual antibiotik secara bebas tanpa resep dokter.

"Di Indonesia berturut-turut peningkatannya, dari 2021 hingga 2023 ada sekitar 79,5 persen apotek yang memberikan antibiotik tanpa resep. Artinya cuma 20 persen yang pemakaiannya sesuai dengan indikasi," beber Taruna dalam konferensi pers Jumat (29/11/2024).

"Di 2024 meskipun belum rampung pendataannya, tetapi sudah terlihat terus meningkat," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BPOM RI meminta sejumlah apoteker untuk mematuhi regulasi pemberian antibiotik dengan resep dokter. Bila tidak, bukan tidak mungkin pencabutan izin layanan dilakukan.

"BPOM sebagai lembaga yang mengusut ini menjadi lembaga penelitian kami, kita punya hak cara pemberian layanan nanti kita bisa cabut, ini warning," tandas dia.

ADVERTISEMENT

Taruna menekankan antibiotik bukanlah obat segala penyakit. Antibiotik hanya diberikan untuk infeksi bakteri dan dihabiskan sesuai anjuran dokter. Bila diberikan untuk lima hari pemakaian, sebaiknya dihabiskan sesuai dengan anjurannya, meski gejala terasa sudah mereda.

Estimasi kematian akibat bakteri 'kebal' antibiotik bisa terus meningkat melampaui 10 juta kasus per tahun di Indonesia.

"Ini kita dalam bahaya besar, jangan kita anggap antibiotik ini sangat mudah diakses seperti permen, suplemen biasa, dampaknya luar biasa, rakyat Indonesia akan mengalami resistensi," bebernya.

"Dalam lima hingga 10 tahun lagi saya prediksi kita sudah resistensi terhadap banyak antibiotik, bahkan untuk antibiotik-antibiotik generasi baru. Ngeri sekali orang sakit apapun endingnya mati bukan karena penyakit infeksinya, tetapi karena tidak memiliki obat, bakteri resisten terhadap obat tersebut, " lanjut dia.




(naf/kna)
Antibiotik Tak Mempan Lagi
8 Konten
Dunia medis dibayangi risiko resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik membuat bakteri-bakteri makin kebal, tidak lagi manjur diobati dengan antibiotik.

Berita Terkait