Bagaimana Cara Agar Tidak Tertular Virus HMPV? Begini Kata Dokter Paru

Bagaimana Cara Agar Tidak Tertular Virus HMPV? Begini Kata Dokter Paru

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Rabu, 08 Jan 2025 13:59 WIB
Bagaimana Cara Agar Tidak Tertular Virus HMPV? Begini Kata Dokter Paru
Ilustrasi (Foto: BBC Magazine)
Jakarta -

Virus Human metapneumovirus atau HMPV belakangan ini menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Hal ini karena HMPV memiliki penyebaran yang luas dan cepat, serta memiliki gejala seperti penyakit sistem pernapasan pada umumnya, seperti flu dan COVID-19.

Namun, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis sejak tahun 2001 silam. Kemenkes menegaskan sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan lebih mampu meresponsnya dengan baik.

Menanggapi fenomena HMPV di Indonesia, spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah SpP(K) Divisi Infeksi KSM Paru RS Persahabatan-Departemen Pulmonologi FKUI mengatakan bahwa ada beberapa cara yang bisa diterapkan masyarakat agar terhindar dari infeksinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya pasti, untuk (mencegah) semua virus itu pasti harus pakai masker. Jangan panik. Kalau yang sakit diam di rumah, gunakan masker, dan segera ke dokter," kata dr Fathiyah saat dihubungi detikcom, Selasa (7/1/2024).

"Tetap harus rutin cuci tangan, terutama yang lagi nggak enak badan, yang sedang flu, harus menggunakan masker atau di rumah saja," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

dr Fathiyah menekankan bahwa penularan HMPV ini serupa dengan virus flu lainnya, yakni melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi.

"Gejalanya sama, seperti pilek, pilek berair atau tersumbat, batuk, sesak napas kalau sudah komplikasi berat jadi pneumonia, nyeri tenggorokan, demam, bisa juga ada kemerahan di kulit," katanya.

Ada beberapa kelompok rentan, lanjut dr Fathiyah, yang sebaiknya lebih diprioritaskan agar terhindar dari penularan virus HMPV. Pasalnya, kelompok ini lebih berisiko terjadi masalah kesehatan yang lebih berat.

"Ada (kelompok) rentan, kalau yang paling berisiko untuk jadi berat anak di bawah lima tahun, orang lanjut usia, sama orang yang memiliki gangguan kekebalan tubuh," tutupnya.




(dpy/kna)

Berita Terkait