Pemerintah Berencana Batasi Usia Pengguna Medsos, Dokter Anak Soroti Hal Ini

Pemerintah Berencana Batasi Usia Pengguna Medsos, Dokter Anak Soroti Hal Ini

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Selasa, 21 Jan 2025 09:03 WIB
Pemerintah Berencana Batasi Usia Pengguna Medsos, Dokter Anak Soroti Hal Ini
Ilustrasi media sosial (Foto: Getty Images/5./15 WEST)
Jakarta -

Pemerintah berencana membuat aturan baru mengenai pembatasan penggunaan media sosial. Aturan soal pembatasan penggunaan media sosial ini sebelumnya juga sudah diterapkan di sejumlah negara untuk melindungi anak-anak.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengungkap hal tersebut usai berdiskusi dengan Presiden Prabowo Subianto membahas strategi pemerintah melindungi anak-anak di ruang digital.

"Dibahas (dalam pertemuan dengan Prabowo). Ya nanti ya, tapi tadi salah satu membahas tentang bagaimana kita melindungi anak-anak kita di ranah digital. Persisnya nanti kita lihat, nanti kita lihat seperti apa," kata Meutya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, dikutip dari channel YouTube Sekretariat Presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meutya enggan mengungkapkan secara rinci terkait pembatasan usia yang mengakses medsos ini. Namun hal yang pasti, disampaikan Menkomdigi, pemerintah akan mengeluarkan aturan pemerintah terlebih dahulu.

Dampak Media Sosial ke Anak di Bawah Umur

Dokter spesialis anak dr Denta Satria Kurniawan, SpA, mengatakan pada dasarnya media sosial dapat memberikan dampak seperti memengaruhi tumbuh kembang fisik, kognitif, dan emosional anak.

ADVERTISEMENT

"Media sosial dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak, namun untuk anak di bawah usia tertentu, risiko yang ditimbulkan lebih besar daripada manfaatnya. Membatasi penggunaan media sosial hingga usia yang lebih matang merupakan langkah preventif untuk melindungi tumbuh kembang dan kesehatan mental anak," kata dr Denta saat dihubungi detikcom, Senin (20/1/2025).

1. Dampak Terhadap Tumbuh Kembang Anak

Berikut penjelasan dampak terhadap tumbuh kembang anak.

Gangguan Pola Tidur

Anak-anak yang sering menggunakan media sosial, terutama di malam hari, cenderung mengalami gangguan tidur karena paparan cahaya biru dari layar gadget.

"Kurang tidur dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak," kata dr Denta

Kurang Aktivitas Fisik

Waktu yang dihabiskan di media sosial mengurangi waktu bermain fisik anak, yang penting untuk perkembangan motorik dan kesehatan fisik secara keseluruhan.

Paparan Konten Tidak Sesuai Usia

Anak dapat terpapar konten yang tidak pantas, seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian, yang dapat memengaruhi perkembangan moral dan emosional mereka.

NEXT: Dampak terhadap perkembangan kognitif

2. Dampak Terhadap Perkembangan Kognitif

dr Denta mengatakan, selain terhadap tumbuh kembang anak, media sosial juga memberikan efek negatif terhadap perkembangan kognitif anak.

Penurunan Kemampuan Fokus dan Konsentrasi

Scroll berlebihan di media sosial membuat anak terbiasa menerima informasi cepat dan instan, yang dapat mengurangi kemampuan mereka untuk fokus dalam waktu lama.

Gangguan Perkembangan Bahasa

Anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial mungkin kurang mendapatkan interaksi langsung. "Sehingga perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasinya bisa terhambat," ujar dr Denta.

Risiko Disinformasi

Anak-anak sering kesulitan membedakan informasi yang benar dan palsu di media sosial, yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir kritis mereka.

3. Dampak Terhadap Kesehatan Mental dan Emosional

Selain itu, lanjut dr Denta, media sosial juga memberikan efek terhadap kesehatan mental dan emosional anak.

Kecanduan Media Sosial

Algoritma media sosial dirancang untuk membuat penggunanya terus menggunakan aplikasi.

"Ini dapat menyebabkan kecanduan, yang memengaruhi regulasi emosi anak," katanya.

Penurunan Kepercayaan Diri

Perbandingan sosial dengan orang lain di media sosial sering membuat anak merasa tidak cukup baik, yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Risiko Cyberbullying

Anak yang aktif di media sosial berisiko lebih tinggi terkena bullying online, yang dapat menyebabkan trauma emosional dan gangguan kepercayaan diri.

Halaman 3 dari 2
(suc/kna)

Berita Terkait