Laporan Internasional Ungkap 4,6 Juta Perokok Bisa Terselamatkan dengan Ini

Laporan Internasional Ungkap 4,6 Juta Perokok Bisa Terselamatkan dengan Ini

Rafly Hadiwinata - detikHealth
Kamis, 23 Jan 2025 22:49 WIB
Laporan Internasional Ungkap 4,6 Juta Perokok Bisa Terselamatkan dengan Ini
Foto: Istimewa
Jakarta -

Laporan Lives Saved Report yang diterbitkan pada November 2024 mengungkapkan, sebanyak 4.6 juta jiwa dapat terselamatkan dengan pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR). Salah satu penulis Assoc. Prof. Ronny Lesmana berpendapat bahwa penerapan pendekatan khusus dengan memanfaatkan metode Tobacco Harm Reduction (THR) menjadi langkah alternatif untuk mengurangi risiko rokok.

"Kita perlu menemukan alternatif lain yang bisa mengurangi risiko merokok tersebut. Di Indonesia, setiap tahunnya, 300.000 orang meninggal karena rokok. Kalau diproyeksikan, jumlah nyawa yang terselamatkan bisa meningkat dengan pendekatan THR. Jumlahnya sekitar 4,6 juta nyawa yang akan terselamatkan pada 2060," kata Ronny dalam acara detikHealth Forum 2025: Peluncuran "Lives Saved Report" di Jakarta, Kamis (23/1/2025)

Ronny memaparkan bahwa laporan ini disusun karena melihat situasi perkembangan penerapan metode THR yang dinilai efektif di seluruh dunia. Selain itu, situasi Indonesia yang menduduki posisi kedua jumlah perokok tertinggi sangat memerlukan perhatian dari seluruh pihak. Dengan demikian, upaya yang selama ini telah dilakukan memerlukan strategi alternatif untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang lebih sehat tanpa asap rokok.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Metode ini menjadi salah satu cara bagaimana kita bisa memberikan opsi untuk orang-orang yang ingin berhenti merokok. Saya bukan mendukung rokok, tetapi bagi saya, melihat opsi lain untuk mengerti perbandingannya sangat bisa dilakukan. Dalam konteks THR, memahami perkembangan teknologi berjalan, memberi opsi mengurangi risiko merokok, ini penting," ucapnya.

Pendekatan keilmuan yang berbasis penelitian mengenai langkah untuk mengurangi risiko konsumsi tembakau harus terus didorong ke depannya. Perkembangan teknologi yang juga terus berlangsung harus bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat berhenti merokok. Nantinya, ini akan menjadi basis bagi pembuat kebijakan untuk merumuskan aturan terbaik bagi masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Tujuan akhirnya adalah berhenti merokok. Metode THR dibilang tidak tepat? Tapi kami punya data. Dalam kasus ini, pemerintah juga harus investasi untuk penelitian. Kita perlu melibatkan peneliti lokal dan nasional sehingga regulasi yang dihasilkan berbasiskan penelitian," ujarnya.

Senada dengan Ronny, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Prof. Dr. Wahyu Widowati, yang hadir sebagai penanggap mengatakan hal serupa. Menurutnya, THR bisa menjadi salah satu pendekatan khusus untuk mendorong seseorang berhenti merokok.

"Pengurangan merokok secara signifikan sangat mungkin dilakukan, tetapi perlu langkah serius dari berbagai pihak. Adanya laporan ini menunjukkan metode THR sangat mungkin diterapkan," katanya.

"Kami sangat mengapresiasi dengan adanya penelitian seperti ini. Tingkat risiko penyakit akibat rokok sangat memprihatinkan, kita harus bekerja bersama-sama, antar peneliti, pemangku kebijakan dan yang mengatur regulasi. Edukasi kepada masyarakat juga sangat penting sehingga mereka memahami risikonya. Pemerintah harus diberitahu, ini adalah data yang bisa menjadi basis pengambilan keputusan," tutupnya.

(akn/ega)

Berita Terkait