Viral di TikTok seorang anak usia 6 tahun berjuang dengan diagnosis kanker darah. Adalah Devin Nur Faeyza yang semula hanya mengeluhkan demam tinggi pada Juli 2024.
Tak disangka, tiga hari setelah gejala demam muncul, keluhan Devin terus bertambah yakni munculnya memar di sekujur tubuh. Saat dibawa ke dokter di klinik, kondisi limfanya dikatakan sudah membesar.
"Setelah tiga hari di klinik, langsung dibawa ke rumah sakit tipe C. Di sana diambil sampel darahnya, hasilnya sangat jauh dari normalnya manusia. HB atau hemaglobin 4 leukosit 2.000 trombosit 15.000," tutor wali Devin, kepada detikcom Rabu (29/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelahnya, orangtua Devin langsung merujuk yang bersangkutan ke RSUP Fatmawati, untuk diambil sumsum tulang, sampai akhirnya diagnosis leukemia akut atau kanker darah keluar.
Kini, di usianya yang masih sangat muda, Devin harus menjalani 127 kali kemoterapi. Devin baru mampu mengikuti 12 kemoterapi.
Hal ini menjadi tantangan lantaran kondisi Devin saat dikemo relatif tidak stabil. Beberapa kali perawatan kemoterapi ditunda lantaran efek sampingnya berpengaruh pada kondisi tubuh.
"Rambut rontok, mual-mual, hingga perdarahan di kencingnya dan sempat mengalami dehidrasi parah," cerita wali Devin.
Dalam beberapa video, orangtua Devin mengimbau agar masyarakat membatasi pemberian makanan tinggi pengawet, pewarna, pada anak-anak.
Inikah Pemicunya?
Terlepas dari kasus terkait, semua jenis kanker darah umumnya dipicu perubahan atau mutasi pada DNA, yang belum bisa dijelaskan pemicunya.
Meskipun begitu, penelitian menunjukkan ada sejumlah hal yang dapat memengaruhi seberapa besar kemungkinan seseorang mengalami jenis kanker darah tertentu seperti:
usia,
jenis kelamin,
etnis,
riwayat keluarga,
paparan radiasi atau bahan kimia, dan
beberapa kondisi kesehatan dan perawatan.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan faktor lingkungan seperti radiasi atau paparan bahan kimia mungkin terkait dengan beberapa jenis kanker darah, tetapi bukti-bukti ini harus berada pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak seperti beberapa jenis kanker lain, faktor gaya hidup seperti pola makan atau tingkat olahraga memiliki pengaruh kecil terhadap risiko terkena kanker darah. Meskipun demikian, para ahli menganjurkan orang untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur, hal ini dapat membantu mengurangi risiko terkena berbagai penyakit.
(naf/kna)











































