RI Kurang Dokter Spesialis, Bayi Pengidap PJB Harus Tunggu 15 Bulan untuk Operasi

RI Kurang Dokter Spesialis, Bayi Pengidap PJB Harus Tunggu 15 Bulan untuk Operasi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 30 Jan 2025 15:14 WIB
RI Kurang Dokter Spesialis, Bayi Pengidap PJB Harus Tunggu 15 Bulan untuk Operasi
Foto: Getty Images/iStockphoto/kan2d
Jakarta -

Antrean pasien anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita 'membludak'. Tren ini terjadi setiap tahun dengan sedikitnya lebih dari 50 ribu bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan di Indonesia. Sekitar 12 ribu di antaranya membutuhkan penanganan cepat untuk tindakan bedah maupun kateterisasi.

"Dari 4,8 juta bayi lahir setiap tahunnya, ada 50 ribu yang lahir dengan penyakit jantung bawaan, 15 ribu yang harus dioperasi. Sejauh ini, bayi yang berhasil ditangani sekitar 4.900," beber Dr dr Iwan Dakota, SpJP, Direktur utama RSJPD Harapan Kita, pada Kamis (30/1/2025).

Sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional, RS Harapan Kita hanya mampu mengoperasi sekitar 1.500 anak dengan kelainan jantung bawaan. Sisanya, terpaksa harus mengantre.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data per 2024 menunjukkan pasien terlama bahkan harus mengantre hingga 15 bulan. Hal ini dipicu keterbatasan fasilitas, mahalnya biaya peralatan kesehatan, hingga obat-obatan untuk operasi yang terkadang sulit didapat.

Sebagai percepatan penanganan, pemerintah kemudian mendatangkan tenaga medis dari Arab Saudi. Ada 28 anggota tim King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR) yang membantu penanganan atau tindakan bedah operasi jantung di RS Harapan Kita. Terdiri dari dokter jantung, dokter bedah jantung anak, dokter anestesi jantung, dokter intensivis jantung, perawat.

ADVERTISEMENT

Mereka melakukan 38 operasi penyakit jantung bawaan, sekitar 75 persen di antaranya merupakan kasus kompleks dengan kebutuhan penanganan khusus berbiaya tinggi.

"Ini bisa mengurangi antrean layanan," pungkasnya.




(naf/naf)

Berita Terkait