Korsel Akan Buat Aturan Baru Pantau Kondisi Mental Guru Imbas Kematian Siswa SD

Korsel Akan Buat Aturan Baru Pantau Kondisi Mental Guru Imbas Kematian Siswa SD

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Jumat, 14 Feb 2025 08:30 WIB
sad woman hug her knee and cry. Sad woman sitting alone in a empty room.
Foto ilustrasi: Getty Images/spukkato
Jakarta -

Korea Selatan akan membuat aturan baru untuk memantau kondisi kejiwaan guru. Ini diterapkan imbas kasus penusukan di sekolah dasar yang menewaskan siswa berusia delapan tahun.

Saat ini, pemerintah setempat tengah mengajukan peraturan untuk merumahkan guru jika dianggap tidak layak melaksanakan tugas karena masalah kejiwaan. Menteri Pendidikan Korea Selatan Lee Joo-ho mengumumkan, peraturan itu akan masuk dalam undang-undang yang diberi nama yang sama dengan korban, yakni Kim Ha-neul.

Lebih lanjut, Pemerintah Korea Selatan juga akan mempertimbangkan intervensi mendesak jika guru menunjukkan gejala tidak biasa, seperti perilaku kekerasan.

"Setelah guru dipekerjakan kembali, pemerintah akan mewajibkan sekolah mengofirmasi kemampuan guru tersebut dalam menjalankan tugasnya secara normal," beber Lee, dikutip dari Korea Herald.

Peristiwa penusukan ini dilakukan oleh guru perempuan berusia 40-an pada Senin (10/2/2025) pada Kim Ha-neul, murid kelas 1 SD di Daejeon. Itu terjadi saat Ha-neul pulang sekolah.

ADVERTISEMENT

Diketahui, guru tersebut telah mendapatkan perawatan depresi sejak 2018. Ia juga sempat mengajukan cuti selama enam bulan pada 9 Desember 2024.

Namun, 22 hari kemudian tepatnya pada 31 Desember 2024, ia kembali bekerja. Saat itu, ia meyakinkan bahwa dirinya sudah mampu melakukan tugas mengajar seperti biasanya.

Menurut kesaksian guru lain di sekolah tersebut, guru perempuan itu kerap bersikap kasar terhadap sesama pengajar. Pihak sekolah pun sudah melapor ke Kantor Pendidikan Daejeon agar pelaku diliburkan lagi, tetapi ditolak dengan alasan sudah cuti dengan alasan yang sama.

"Kami tahu orang tua cemas dan khawatir menjelang dimulainya tahun ajaran baru," kata Lee.

"Kami akan terus memantau keselamatan siswa dengan cermat dan menerapkan langkah-langkah keselamatan, seperti mengendalikan akses ke sekolah bagi orang tua, meningkatkan keselamatan siswa di sekolah, serta tindakan keselamatan bagi siswa yang terdaftar dalam program setelah sekolah," pungkasnya.




(sao/kna)