Buang air besar (BAB) menjadi bagian penting dari proses pencernaan untuk pembuangan kotoran. Sayangnya, tidak semua orang bisa BAB setiap hari.
Beberapa orang baru buang air besar dalam dua hingga tiga kali sehari. Bahkan, ada yang memakan waktu lebih lama, sampai dua kali seminggu.
Sebenarnya seberapa sering sih seseorang harus buang air besar? Mungkinkah yang tidak BAB setiap hari memiliki masalah kesehatan tertentu?
"Tidak ada frekuensi buang air besar yang direkomendasikan secara umum," respons dr Babak Firoozi ahli gastroenterologi bersertifikat di MemorialCare Orange Coast Medical Center di Fountain Valley, California, dikutip dari Verywell Health, Jumat (14/2/2025).
Secara umum, kebanyakan orang tanpa masalah medis atau kondisi kesehatan tertentu, bisa buang air besar antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu. Hal ini mengacu temuan studi pada 2010 yang diterbitkan Scandinavian Journal of Gastroenterology.
Riset melaporkan 98 persen peserta dalam populasi dewasa memiliki frekuensi buang air besar yang sama. Namun, jika tidak buang air besar pada frekuensi dari temuan studi tersebut, tidak perlu terlalu panik.
dr Firoozi menilai wajar bagi setiap orang untuk memiliki rutinitas BAB yang berbeda. Hal yang membahayakan adalah, bila frekuensi BAB mendadak berubah dari waktu biasa, serta diikuti keluhan lain, seperti rasa ketidaknyamanan, nyeri, atau masalah pencernaan lain.
"Beberapa orang buang air besar setidaknya tiga kali seminggu dan di sisi lain spektrum, beberapa orang buang air besar lebih dari sekali sehari," kata Firoozi.
"Selama itu pola normal mereka, tidak apa-apa."
Senada, dr Andrew DuPont, ahli gastroenterologi di UTHealth Houston menyebut tak ada yang perlu dikhawatirkan dari kebiasaan tidak BAB setiap hari.
"Beberapa orang hanya memiliki gerakan yang lebih lambat atau kontraksi yang lebih sedikit sehingga mereka mungkin buang air besar lebih jarang," kata DuPont.
"Yang lain mungkin tidak buang air besar setiap hari karena mereka bisa jadi memiliki kondisi medis yang dapat memengaruhi kesehatan usus mereka, termasuk sembelit fungsional, sindrom iritasi usus besar (IBS), ketidaknyamanan perut, gastroenteritis, atau penyakit radang usus, seperti penyakit Crohn."
Jika memiliki masalah dengan kebiasaan buang air besar atau melihat perubahan mendadak, seperti sembelit yang terus-menerus atau peningkatan frekuensi buang air besar yang tidak terduga, dr Firoozi menyarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan panduan yang lebih personal.
NEXT: 5 Alasan di Balik Jarang BAB
(naf/kna)