Pantau Takjil Berbahaya, BPOM Bakal Intensifkan Pengawasan Pangan Selama Ramadan

Pantau Takjil Berbahaya, BPOM Bakal Intensifkan Pengawasan Pangan Selama Ramadan

Averus Kautsar - detikHealth
Sabtu, 01 Mar 2025 17:31 WIB
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar. (Foto: DetikHealth/Averus Al Kautsar)
Jakarta -

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memulai intensifikasi pengawasan pangan selama bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2025. Intensifikasi ini dilakukan sebagai langkah pengawasan peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas.

Ini menjadi langkah BPOM untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi pangan selama bulan Ramadan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan (2024), terjadi peningkatan konsumsi pangan sekitar 20-30 persen selama Ramadan tahun lalu.

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menuturkan pihaknya akan melakukan pengawasan khusus jelang Ramadan dan Idul Fitri untuk mendeteksi produk yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) secara lebih masif.

"Kami akan terus mengawal keamanan pangan dalam rangka melindungi kesehatan masyarakat, terutama selama Ramadan dan Idul Fitri," jelas Taruna Ikrar dikutip dari siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (1/3/2025).

"Intensifikasi pengawasan pangan ini telah kami mulai sejak 24 Februari 2025, pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap (per pekan) hingga minggu keempat Maret 2025. Hasil intensifikasi pengawasan akan diumumkan pada minggu ketiga Maret 2025," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Pengawasan secara langsung akan dilakukan oleh 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di seluruh Indonesia bersama lintas sektor. Pengawasan juga menargetkan panganan takjil yang mengandung bahan terlarang seperti formalin, borak, kuning metanil, dan rhodamin B.

Selain pengawasan secara langsung, BPOM juga akan melakukan patroli siber serta berkoordinasi dengan Asosiasi E-commerce Indonesia untuk menurunkan konten yang yang teridentifikasi tanpa izin edar.

"Kami mengimbau pelaku usaha pangan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan sehingga dapat menyediakan pangan yang aman bagi masyarakat," tegas Taruna.




(avk/up)