USAID Dibubarkan Trump, WHO Khawatirkan Dampaknya Terhadap Eliminasi TBC

USAID Dibubarkan Trump, WHO Khawatirkan Dampaknya Terhadap Eliminasi TBC

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Kamis, 06 Mar 2025 11:26 WIB
USAID Dibubarkan Trump, WHO Khawatirkan Dampaknya Terhadap Eliminasi TBC
USAID dibubarkan Trump. (Foto: AP Photo/Manuel Balco Ceneta)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan keputusan pemerintahan Trump untuk menghentikan bantuan luar negeri AS akan membatalkan kemajuan yang telah dicapai dalam penanggulangan infeksi tuberkulosis (TBC) di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang membahayakan nyawa jutaan orang.

"Tanpa tindakan segera, kemajuan yang telah dicapai dengan susah payah dalam memerangi TB akan terancam. Respons kolektif kita harus cepat, strategis, dan memiliki sumber daya yang memadai untuk melindungi mereka yang paling rentan dan mempertahankan momentum untuk mengakhiri TB," kata Tereza Kasaeva, direktur Program Global WHO untuk TB dan Kesehatan Paru-paru dikutip dari Reuters, Kamis (6/3/2025).

Bantuan internasional yang penting, khususnya dari U.S. Agency for International Development (USAID), membantu mencegah sekitar 3,65 juta kematian tahun lalu saja akibat penyakit mematikan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO menambahkan AS secara historis telah menyumbang sekitar seperempat dari total dana donor internasional untuk program TB, yang berjumlah sekitar USD 200 juta hingga USD 250 juta per tahun dalam bentuk pendanaan bilateral.

Selain itu, USAID juga telah menghentikan semua uji coba yang didanainya, yang sangat menghambat kemajuan dalam penelitian TB.

ADVERTISEMENT

Gangguan pendanaan tersebut menempatkan 18 negara dengan beban TBC tertinggi dalam risiko, dengan kawasan Afrika menjadi yang paling terdampak diikuti oleh kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Kawasan-kawasan ini bergantung pada 89% dari dana AS yang diharapkan untuk perawatan TB, kata badan tersebut.

Penarikan dana tersebut telah menghancurkan layanan penting di negara-negara ini, termasuk sistem pengujian dan pemantauan, rantai pasokan obat-obatan, dan ribuan pekerja kesehatan yang menghadapi PHK.




(kna/kna)

Berita Terkait