Orang Indonesia Nggak Stres-stres Amat di Tempat Kerja se-ASEAN, Ini Risetnya

Orang Indonesia Nggak Stres-stres Amat di Tempat Kerja se-ASEAN, Ini Risetnya

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 28 Apr 2025 11:03 WIB
Orang Indonesia Nggak Stres-stres Amat di Tempat Kerja se-ASEAN, Ini Risetnya
Ilustrasi stres. (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Indonesia menjadi negara yang karyawannya nggak stres-stres amat di tempat kerja dibanding negara-negara tetangga di ASEAN. Hal ini berdasarkan riset yang dilakukan laporan State of the Global Workplace 2025 yang dilakukan Gallup.

Dalam laporan risetnya yang diterbitkan April 2025, Gallup menanyai sekitar 225 ribu pekerja di seluruh dunia tentang pengalaman mereka di tempat kerja dan dalam kehidupan secara umum. Di lingkup negara, mereka melakukan survei terhadap 1.000 responeden dengan standar di tiap masing-masing negara.

Survei global ini bertujuan untuk lebih memahami karyawan dan bagaimana perasaan mereka terhadap pekerjaan dan kehidupan mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-sembilan dengan persentase stres pekerja sebesar 15 persen. Tertinggi ditempati oleh Myanmar dengan tingkat stres pekerja sebanyak 50 persen dari responden yang disurvei. Adapun negara yang pekerjanya paling nggak merasa stres se-ASEAN ditempati oleh Vietnam.

Di sisi lain, dalam hal mengalami perasaan marah dan sedih dalam sehari, Indonesia berada pada peringkat yang jauh lebih tinggi.

ADVERTISEMENT

Sebanyak 21 persen responden Indonesia mengatakan mereka mengalami banyak kemarahan dalam sehari, sementara 29 persen dari mereka mengatakan mereka merasa sedih.

Ketika ditanya serangkaian pertanyaan tentang hubungan mereka dengan tempat kerja, mulai dari kejelasan ekspektasi, pertumbuhan pribadi, hingga persahabatan dengan rekan kerja, hanya 21 persen responden di seluruh dunia yang dinilai terlibat dengan pekerjaan mereka, antusias dengan pekerjaan, dan tertarik untuk memajukan organisasi mereka.

Kelompok terbesar, 62 persen, tidak terlibat, "tidak terikat secara psikologis" dengan pekerjaan mereka, dan meluangkan waktu tetapi tidak "energi atau gairah", kelompok yang paling mungkin berlatih "berhenti diam-diam".




(kna/kna)

Berita Terkait