Mengapa Pasien yang Terinfeksi Rabies Takut Air? Begini Penjelasannya

Mengapa Pasien yang Terinfeksi Rabies Takut Air? Begini Penjelasannya

Averus Kautsar - detikHealth
Selasa, 29 Apr 2025 12:15 WIB
Mengapa Pasien yang Terinfeksi Rabies Takut Air? Begini Penjelasannya
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Teka77)
Jakarta -

Rabies adalah virus mematikan yang dapat menyebar ke manusia dari air liur hewan yang terinfeksi. Biasanya penularan terjadi melalui gigitan.

Dalam kasus yang jarang, rabies juga bisa menyebar ketika air liur hewan terinfeksi masuk ke luka terbuka atau selaput lendir seperti mulut dan mata. Ini bisa terjadi ketika hewan yang terinfeksi menjilati luka terbuka pada kulit.

Beberapa jenis hewan yang menularkan rabies meliputi kelelawar, rubah, rakun, sigung, hingga anjing liar khususnya di negara berkembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika seseorang mengalami gejala, penyakit rabies hampir selalu menyebabkan kematian. Pengidap rabies yang sudah masuk fase koma biasanya akan meninggal dalam 2-3 hari. Terapi suportif pada fase ini bahkan sangat sulit menyelamatkan pasien.

Oleh karena itu, penting sebenarnya pemberian vaksin rabies pada hewan peliharaan sebagai salah satu langkah pencegahan.

ADVERTISEMENT

Gejala rabies umumnya mirip dengan flu dan berlangsung berhari-hari. Dikutip dari Mayo Clinic, berikut ini beberapa gejala yang harus diwaspadai:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Muntah
  • Agitasi
  • Kecemasan
  • Kebingungan
  • Hiperaktivitas
  • Kesulitan menelan
  • Air liur berlebihan
  • Halusinasi
  • Insomnia
  • Kelumpuhan sebagian
  • Ketakutan ketika angin ditiupkan ke wajah
  • Ketakutan pada air karena kesulitan menelan air

Waspadai juga beberapa hal yang meningkatkan risiko infeksi rabies. Beberapa di antaranya pergi ke tempat dengan kasus rabies tinggi, melakukan aktivitas yang dekat dengan hewan-hewan liar, bekerja sebagai dokter hewan, bekerja di laboratorium, hingga memiliki luka di kepala atau leher.

Kenapa Pasien Rabies Takut Air?

Infeksi rabies dapat memicu kondisi hydrophobia atau ketakutan pada air. Gejala ini biasanya muncul pada kasus infeksi rabies stadium lanjut.

Rabies menyebabkan kejang di tenggorokan ketika sedang minum air. Kondisi ini membuat pasien kesulitan menelan atau mengonsumsi cairan yang menimbulkan kesan ketakutan dengan air.

Orang dengan kondisi ini seringkali kehausan tapi menolak ketika diberi air minum. Gejala ini juga bisa disertai halusinasi dan perilaku abnormal.

Ketika seseorang didiagnosis rabies, tim medis biasanya akan lebih berfokus pada perawatan suportif, dibandingkan kuratif. Ini untuk mencegah pasien masuk ke stadium lanjut dan mengalami gejala seperti takut pada air.

Beberapa langkah yang dilakukan seperti:

  • Mencuci bagian tubuh yang terkena gigitan dengan air dan sabun selama 15 menit.
  • Membersihkan dan membalut luka.
  • Pemberian vaksin rabies pada pasien.
  • Pemberian antibodi rabies ke dalam luka gigitan.



(avk/kna)

Berita Terkait