Cuma Anak Orang Kaya yang Bisa Jadi Dokter Spesialis? Ini Sentilan Menkes Budi

Cuma Anak Orang Kaya yang Bisa Jadi Dokter Spesialis? Ini Sentilan Menkes Budi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Selasa, 29 Apr 2025 15:34 WIB
Cuma Anak Orang Kaya yang Bisa Jadi Dokter Spesialis? Ini Sentilan Menkes Budi
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyinggung proses pendidikan dokter spesialis (PPDS) umumnya diikuti masyarakat dengan ekonomi atas alias kaya. Jarang dokter spesialis berasal dari kelompok menengah ke bawah, lantaran selama empat tahun menjalani PPDS, para residen, sebutan untuk calon dokter spesialis, tidak mendapatkan pemasukan.

Selain memenuhi biaya hidup, pengeluaran selama PPDS juga disebut Menkes terbilang mahal.

"Mereka itu umumnya sudah berkeluarga, sudah bekerja sebagai dokter, sudah ada income (pemasukan)," beber Menkes Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (29/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian kalau jadi dokter spesialis kan harus berhenti kerja, mesti ngelamar ke fakultas kedokteran, belajar selama 4 tahun tidak dapat income," lanjutnya.

Menkes menyebut melalui sistem baru Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU), kini memungkinkan untuk mendapat tambahan biaya dalam bentuk bantuan biaya hidup (BBH), dengan jumlah yang relatif berbeda tergantung tingkatan masing-masing.

ADVERTISEMENT
  • Tahap 1/awal: Rp 5 juta
  • Tahap 2/madya: Rp 7,5 juta
  • Tahap 3/mandiri: Rp 10 juta

"Nah itu yang menyebabkan kenapa dokter espesialis biasanya anak orang kaya, kalau bukan orang kaya, dia nggak akan bisa hidup," tandas Menkes.

"Itu sebabnya yang sekarang, dengan sistem pendidikan sekarang, kalau dia dari luar kota, mereka kita kasih (uang), ya enggak besar, tapi seenggaknya bisa ganjel mereka hidup," pungkasnya.




(naf/up)
Sengkarut PPDS Berlanjut
8 Konten
Belum habis persoalan bullying, dunia kedokteran kembali digemparkan kasus kekerasan seksual oleh dokter peserta PPDS. Desakan untuk membenahi pendidikan kedokteran makin menguat.

Berita Terkait