Lonjakan COVID-19 di Singapura terjadi dalam sepekan terakhir, dengan perkiraan kasus mencapai 14 ribu orang. Total pasien yang dirawat juga merangkak naik menjadi 133 dari semula 102 orang, di periode 27 April hingga 3 Mei.
Muncul kekhawatiran peningkatan kasus juga ikut terjadi di Indonesia. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Aji Muhawarman menyebut tren di Indonesia relatif menurun dalam pemantauan bahkan setahun terakhir.
Meski begitu, hal ini juga berkaitan dengan jumlah tes COVID-19 yang dilakukan terus menurun. Puncak kasus tertinggi di Indonesia terakhir terjadi pada Januari 2024, dengan catatan sekitar 400 kasus, menurun signifikan hingga akhir Maret 2024 dan nihil gelombang baru sampai periode April 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara kumulatif, Indonesia mencatat sekitar 6,8 juta kasus dengan 162 ribu kematian. Case fatality rate di angka 2,37 persen.
"Situasi nasional masih aman terkendali. Tidak ada imbauan khusus kepada masyarakat, kecuali hal umum seperti melakukan perilaku hidup bersih dan sehat," saran Aji saat dihubungi detikcom Rabu (14/5/2025).
"Jika sakit dengan gejala COVID-19, selain lakukan prokes memakai memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, juga segera berobat ke fasyankes terdekat. Lakukan vaksinasi booster, khususnya bagi orang yang belum mendapatkan," lanjutnya.
Pemerintah disebut Aji tidak membatasi perjalanan ke luar negeri dengan tinggi kasus COVID-19, termasuk Singapura.
"Ikuti saja persyaratan dan prokes yang berlaku di negara tersebut."
(naf/kna)











































