Mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden didiagnosis mengidap kanker prostat. Diagnosis tersebut datang setelah Biden yang berusia 82 tahun mengalami gejala urinasi yang memburuk dan ditemukan adanya nodul pada prostat saat pemeriksaan lanjutan.
"Kanker menyentuh kita semua. Seperti banyak dari Anda, Jill dan saya telah belajar bahwa kami paling kuat di tempat yang rusak. Terima kasih telah memberi kami dengan cinta dan dukungan," tulis Biden di akun X pribadinya.
Kanker prostat yang dialami Biden juga disebut masuk ke jenis agresif ditandai dengan skor Gleason 9. Dalam kasus Biden, skor Gleason dinyatakan sebagai 9 (Grade Group 5) - klasifikasi tertinggi yang menunjukkan sel kanker terlihat "sangat abnormal," menurut American Cancer Society.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Arpeet Shah, seorang ahli urologi di Associated Urological Specialists di Illinois, menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan Fox News Digital bagaimana sistem penilaian menunjukkan agresivitas penyakit itu.
"Skor tersebut didasarkan pada seperti apa sel kanker di bawah mikroskop, khususnya, betapa berbedanya tampilannya dari sel prostat normal," kata Dr Shah.
Ahli patologi menetapkan angka dari 1 hingga 5, berdasarkan pola yang paling umum dan paling umum kedua yang ada di jaringan. Semakin rendah tingkatnya, semakin normal tampilan sel kanker.
Area terbesar dengan kanker dinilai dan kemudian ditambahkan bersama untuk menentukan skor Gleason, yang biasanya berkisar dari 6 hingga 10.
"Semakin tinggi skornya, semakin agresif kemungkinan kankernya," ujar Dr Shah.
Di bawah ini adalah rincian rentang skor Gleason:
- Skor Gleason dari 6: Kanker termasuk tingkat rendah dan tumbuh lambat.
- Skor Gleason 7: Kanker bersifat menengah dan lebih mungkin untuk tumbuh atau menyebar seiring waktu.
- Skor Gleason 8 hingga 10: Kanker tingkat tinggi dan mungkin memerlukan perawatan yang lebih agresif.
"Sistem ini adalah salah satu alat kunci yang digunakan para ahli untuk membantu memandu keputusan perawatan dan melakukan percakapan yang bermakna dengan pasien tentang pilihan mereka," beber Dr Shah.
(kna/kna)











































