.webp)
Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Tanah Air, Mayapada Healthcare (SRAJ) terus berupaya menyediakan peralatan medis mutakhir. Hal ini bertujuan untuk investasi dunia kesehatan di masa depan.
President Director & CEO Mayapada Healthcare Navin Sonthalia mengatakan sudah banyak tindakan-tindakan kesehatan yang dilakukan dengan teknologi canggih seiring berjalannya waktu.
"Ya ini kalau kita lihat ya dunia kesehatan kan udah maju tindakan-tindakan yang dulu bisa dilakukan secara konvensional sekarang bisa dilakukan dengan equipment baru. Misalkan robotik, di mana hasil dari tindakan itu bisa dikatakan lebih bagus," ujar Navin, ketika ditemui awak media di Mayapada Tower 1, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makanya pasar juga cukup kompetitif, ada semuanya yang investasi dalam medical equipment. Kita juga tidak mau ketinggalan Tapi ini adalah sesuatu yang penting untuk ke masa depan," sambungnya.
Navin memaparkan sejumlah contoh investasi peralatan medis yang dilakukan oleh Mayapada Healthcare. Beberapa di antaranya Linear Accelerator (LINAC), Positron Emission Tomography (PET) Scan, Single Photon Emission Computed Tomography-Computed Tomography (SPECT CT), hingga robotik.
"Investasi robotik yang pertama di Jawa Timur dan di Indonesia Timur yang untuk knee replacement (penggantian sendi lutut). Terus mungkin enam sampai sembilan bulan lagi bisa dilakukan hip replacement (penggantian sendi pinggul) sama shoulder replacement (penggantian sendi bahu)," jelas Navin.
Selain dari menambah peralatan medis untuk tindakan kuratif (penyembuhan), Mayapada Healthcare juga berinvestasi pada pengembangan alat diagnostik sejak 2023. Adapun alat yang di-upgrade yaitu CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
"Dulu CT Scan 128 slice, sekarang sudah 256 slice. Kita investasi terbaru di Jakarta Selatan," ungkap Navin
"Dulu 1,5 Tesla, sekarang kita punya mesin 3,0 Tesla. Berarti kita investasi di MRI," lanjutnya.
Tak sekadar peralatan medis mutakhir, Mayapada Healthcare juga berinvestasi di bidang sumber daya manusia (SDM) khususnya dari tenaga kesehatan. Mulai dari dokter hingga perawat, diberikan pelatihan untuk memanfaatkan teknologi tersebut secara optimal.
"Kalau cuma investasi di alat tapi tidak ada dokter yang pakai ya percuma juga. Tidak mau ketinggalan dokter-dokter juga cari alat medis yang paling canggih," pungkasnya.
(akn/ega)
