Sering Dianggap Sepele, Dokter Ungkap Gejala Khas Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Sering Dianggap Sepele, Dokter Ungkap Gejala Khas Diabetes yang Perlu Diwaspadai

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Kamis, 22 Mei 2025 05:15 WIB
Sering Dianggap Sepele, Dokter Ungkap Gejala Khas Diabetes yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi diabetes (Foto: Getty Images/hxyume)
Jakarta -

Diabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah (glukosa) terlalu tinggi. Hal ini terjadi karena pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau sama sekali tidak memproduksinya, atau karena tubuh tidak merespons insulin dengan baik.

Diabetes dapat mempengaruhi orang-orang dari segala usia. Sebagian besar jenis diabetes bersifat kronis (seumur hidup), namun semuanya dapat dikelola melalui pengobatan atau perubahan gaya hidup.

Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan jumlah pengidap diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta pengidap di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.

Gejala Diabetes

Adapun gejala diabetes bergantung pada seberapa tinggi kadar gula darah. Meski begitu, spesialis penyakit dalam Prof Dr dr Ketut Suastika, SpPD-KEMD, mengungkapkan ada gejala klasik atau khas dari penyakit ini yang perlu diwaspadai, yakni:

ADVERTISEMENT
  • Polifagi atau banyak makan
  • Polidipsi atau banyak minum
  • Poliuria atau banyak buang air kecil
  • Berat badan turun tanpa ada penyebab lain

Bagaimana dengan kaki yang dikerumuni semut?

Menurutnya, kaki yang dikerumuni semut mungkin bisa saja berkaitan dengan kadar gula darah tinggi. Hal ini disebabkan oleh keringat mengandung gula, sehingga bisa dikerumuni semut.

"Atau ada kaki yang terluka, ada gula darah yang bocor mengandung gula," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (20/5/2025).

Meski demikian, Prof Suas menegaskan fenomena ini tak bisa dijadikan patokan untuk diagnosis diabetes. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kondisi tersebut, seperti pengecekan kadar gula darah puasa, gula darah dua jam setelah makan, atau pemeriksaan hemoglobin A1c (HbA1c).




(suc/suc)

Berita Terkait