Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman mengonfirmasi batalnya pertemuan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan para Guru Besar dalam undangan yang semula diagendakan Jumat (23/5/2025). Berdasarkan pantauan detikcom di Kemenkes RI, tidak ada Guru Besar yang menghadiri permintaan dialog tersebut, baik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, hingga Universitas Yarsi.
"Batal," demikian konfirmasi Aji, Jumat (23/5/2025).
Aji belum menjelaskan lebih lanjut kemungkinan ada undangan baru yang akan dibuka pemerintah dalam format forum lebih terbuka. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal
Kunta Wibawa Dasa Nugraha menyebut undangan Kemenkes RI sebagai tindak lanjut komunikasi keterbukaan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihaknya memastikan tidak menutup ruang dialog dengan pihak manapun, termasuk guru besar hingga organisasi profesi.
"Kita senantiasa terbuka untuk dialog, dengan siapapun, dekan, rektor, organisasi profesi, dan Guru Besar," kata dia, saat dihubungi terpisah Kamis (22/5).
Kemenkes RI sebelumnya dituding mengambil alih kewenangan kolegium yang sebetulnya kini berada di bawah Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dugaan tersebut didasari sejumlah pejabat eks Kemenkes RI yang menduduki posisi strategis KKI.
Protes lain yang muncul adalah adanya mutasi sejumlah dokter yang dinilai tidak transparan dan dilakukan secara sepihak. Di sisi lain, Kemenkes RI memastikan mutasi sewajarnya dilakukan demi meratanya distribusi tenaga medis dan tenaga kesehatan.
Sebelumnya diberitakan, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) memberikan alasan di balik sikap penolakan menghadiri undangan Kemenkes RI.
"Sebagai bentuk konsistensi terhadap prinsip tata kelola akademik, kami 26 Dekan Fakultas Kedokteran yang tergabung dalam AIPKI memutuskan untuk tidak menghadiri forum yang dimaksud pada Jumat, 23 Mei 2025 sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menjaga integritas institusi akademik," demikian sikap para Guru Besar dalam surat AIPKI, yang sudah dikonfirmasi Prof Budi Wiweko, salah satu Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
NEXT: Alasan ketidakhadiran
Adapun alasan dari ketidakhadiran Guru Besar tersebut juga mengacu pada kekhawatiran adanya dialog yang tidak terbuka dan setara, atau berimbas pada pembentukan narasi yang mengesankan para peserta hadir untuk mendukung seluruh kebijakan Kemenkes RI.
AIPKI mengklaim tidak menolak dialog dengan pemerintah, tetapi menginginkan proses komunikasi dalam forum yang terbuka serta transparan.
"AIPKI berharap pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan membuka ruang partisipasi sejati yang melibatkan institusi pendidikan, kolegium, dan organisasi profesi secara proporsional," pungkas dia.
Simak Video "Video: AIPKI Menampik Ada 'Permainan' di Uji Kompetensi Dokter"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)











































