.webp)
Thailand mencatat lonjakan kasus COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir. Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin menyatakan pemerintah kini tengah mengalihkan sumber daya dan tenaga untuk melindungi kelompok rentan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran virus di sekolah-sekolah.
Kasus kematian tahun ini sebagian besar berasal dari kelompok rentan, dengan 80 persen di antaranya merupakan lansia. Anak-anak juga terdampak dalam wabah kali ini. Varian yang menjadi penyebab lonjakan kasus adalah XEC, sublineage atau turunan dari varian Omicron.
Sejak 1 Januari, Thailand secara resmi telah memasuki minggu ke-21 penerapan langkah-langkah pengendalian penyakit tertentu. Hingga saat ini, tercatat sekitar 108.891 kasus varian COVID-19 XEC dengan 27 kematian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski varian ini tidak menyebabkan gejala yang parah, tingkat penularannya yang tinggi tetap menimbulkan risiko besar bagi kelompok rentan.
Dr Teera Woratanarat dari Fakultas Kedokteran Universitas Chulalongkorn menyebut varian COVID-19 ini menyebar hampir tujuh kali lebih cepat dibandingkan influenza.
Pemerintah Kota Bangkok juga telah mendesak sekolah-sekolah untuk memantau secara ketat kemunculan klaster infeksi di kalangan siswa. COVID-19 masih menjadi penyakit menular paling umum di semua kelompok usia, menyerang anak-anak, remaja, orang dewasa usia produktif, hingga lansia.
Sementara itu, menurut juru bicara Departemen Pengendalian Penyakit, tercatat 49.065 kasus COVID-19 antara 11 hingga 17 Mei. Sejak 18 Mei, dilaporkan 12.524 kasus baru, demikian menurut laporan The Nation.
(suc/suc)
