Akhir bulan Mei 2025 menjadi momen yang dinantikan banyak orang. Pasalnya, masyarakat Indonesia akan menikmati long weekend selama empat hari berturut-turut. Meski begitu, perlu diwaspadai juga bahwa musim liburan dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Kok bisa?
Spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay SpJP(K) membenarkan serangan jantung lebih rentan terjadi saat liburan. Menurutnya, bukan liburannya yang salah, melainkan perubahan pola hidup saat liburan yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
"Stres perjalanan, begadang, dan kadang lupa minum obat. Semua itu bisa jadi pemicu," ucapnya saat dihubungi detikcom, Selasa (27/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengalaman dr Vito, banyak orang justru mengabaikan gejala sakit saat liburan karena enggan merusak suasana. Akibatnya, rumah sakit justru dipadati pada pasien setelah liburan selesai, terutama di instalasi gawat darurat (IGD) dan ruang rawat inap.
dr Vito juga mengatakan ada kasus pasien serangan jantung yang datang dalam kondisi sangat kritis karena terjebak macet di perjalanan saat liburan. Hal ini, lanjutnya, menjadi pengingat penting menjaga kesehatan tetap harus menjadi prioritas, bahkan saat sedang liburan.
"Tetap jaga pola hidup sehat selama liburan. Setidaknya dengan makan tidak berlebihan, olahraga setiap hari ringan juga tidak apa apa tapi jangan malas malasan saja. Karena jantung kita tidak pernah libur kan," sambungnya lagi.
(suc/suc)











































