"Ada tepung tapioka dan bahan enggak jelas lainnya buat memalsukan produk 'skincare'-nya," kata Kapolres Metro Bekasi Kombes Polisi Mustofa saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Mustofa mengungkapkan cara para tersangka memproduksi skincare palsu itu hanya bermodalkan video YouTube. Dia juga memastikan para tersangka tidak memiliki latar belakang pendidikan atau kemampuan untuk meracik skincare.
Terkait kasus tersebut, spesialis dermatologi dr Hanny Nilasari, SpDVE dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) Pusat mengatakan sangat penting bagi masyarakat untuk selalu mengecek izin edar dan BPOM setiap produk kosmetik yang digunakan. Terlebih saat ini produk skincare palsu makin marak ditemukan.
"Harus ada (izin edar BPOM)," ujar dr Hanny kepada detikcom, Rabu (28/5/2025).
Terkait penggunaan tepung tapioka, dr Hanny mengatakan pada dasarnya ada beberapa bahan alam yang memang baik untuk kulit. Namun tetap harus dibuktikan secara klinis bahan tersebut aman dengan pengujian beberapa tahap. Efek samping serius bisa muncul jika kandungan skincare yag dipakai tidak sesuai standar.
"Ada banyak sekali manfaat dari jenis tepung-tepungan, tapi tepung tapioka saya belum pernah baca. Tentu sebelum dipasarkan harus diuji dalam penelitian in vivo, in vitro, sampai akhirnya bisa dipasarkan," beber dr Hanny.
Simak Video "Video Wamenkes Ungkap Data 187 Faskes Terdampak Banjir Sumatera"
(kna/kna)