Ternyata Pria Lebih Mudah Meninggal karena 'Patah Hati' ketimbang Wanita

Ternyata Pria Lebih Mudah Meninggal karena 'Patah Hati' ketimbang Wanita

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 09 Jun 2025 07:46 WIB
Ternyata Pria Lebih Mudah Meninggal karena Patah Hati ketimbang Wanita
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Jakarta -

Kita semua menyadari rasa sakit psikologis dari patah hati. Tak terhitung berapa banyak buku, lagu, dan film telah ditulis dan dibuat tentang topik tersebut. Tetapi ada juga bukti ilmiah bahwa patah hati juga bisa berakibat fatal.

Sindrom patah hati atau kardiomiopati takotsubo atau takotsubo cardiomyopathy (TC) adalah kondisi melemahnya jantung yang disebabkan oleh tekanan fisik atau emosional. Sebuah studi baru dari para peneliti di Universitas Arizona melihat data pada 199.890 pasien sindrom patah hati di AS antara tahun 2016 dan 2020.

Insiden TC sedikit meningkat selama periode penelitian untuk pria dan wanita, tetapi insiden keseluruhan umumnya lebih tinggi untuk wanita. Kematian dan komplikasi yang disebabkan oleh kondisi tersebut relatif tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita, kematian lebih dari dua kali lebih mungkin terjadi pada pria, dengan 11,2 persen kematian laki-laki yang diakibatkan sindrom tersebut dibandingkan dengan 5,5 persen perempuan. Tingkat kematian secara keseluruhan adalah 6,5 persen.

Kami terkejut menemukan bahwa tingkat kematian akibat kardiomiopati takotsubo relatif tinggi tanpa perubahan signifikan selama studi lima tahun, dan tingkat komplikasi di rumah sakit juga meningkat," kata ahli jantung intervensi M. Reza Movahed, dari Universitas Arizona dikutip dari Science Direct.

ADVERTISEMENT

Para peneliti telah mengajukan hipotesis untuk kesenjangan antara pria dan wanita. Sindrom patah hati diyakini disebabkan oleh lonjakan hormon stres, yang dipicu oleh stres fisik atau emosional.

Stres fisik terkait dengam operasi atau infeksi, sedangkan stres emosional bisa berupa perceraian atau kematian orang yang dicintai. Stres fisik lebih sering terjadi pada pria, yang mungkin menjelaskan jumlah kematian yang lebih tinggi yang disebabkan oleh kondisi tersebut. Para peneliti juga berpikir perbedaan dalam keseimbangan hormon antara jenis kelamin dapat berperan.

Sindrom patah hati sering ditandai sebagai serangan jantung atau nyeri dada, karena kesamaan gejalanya. Tetapi para peneliti di balik studi baru ini berharap untuk meningkatkan kesadaran akan kondisi tersebut, sehingga dapat didiagnosis dengan lebih baik dan diobati dengan lebih efektif.




(kna/kna)

Berita Terkait