Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) Muhammad Mufti Mubarok mengungkapkan apresiasinya kepada para emak-emak. Mereka dianggap sebagai kelompok yang paling kritis dalam hal belanja online.
"Peran emak-emak ini penting, karena emak-emak ini detail banget (sebelum membeli). Sama generasi Z itu juga, sebelum beli pikirannya (pertimbangan) panjang. Kalau kami kaum bapak-bapak itu lebih cepat, yaudah-yaudah gitu," kata Mufti dalam acara detikcom Leaders Forum 'Ancaman Obat & Pangan Ilegal di Era Digital, Sayangi Ginjal!', Rabu (18/6/2025).
Menurut Mufti, Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) sudah dalam angka yang baik, yakni 60,11 persen. Kekritisan akan sebuah produk sebelum membeli, karena konsumen tak ingin lagi tertipu oleh barang-barang yang tak sesuai iklan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsumen ini, saya punya istilah 'IMUT' namanya, yaitu instan, murah, tertipu, konsumen kita seperti itu. Saya coba beli produk terus selama seminggu ini, 40 persen saya tertipu, nggak sama kayak yang diiklankan," katanya.
Di tengah semakin masifnya belanja secara daring, Mufti menekankan kepada para konsumen untuk lebih kritis sebelum membeli sebuah produk.
Terlebih, saat ini banyak sekali layanan-layanan yang diberikan oleh marketplace untuk memudahkan masyarakat membeli sesuatu, seperti paylater atau sistem beli sekarang dan bayar nanti, lalu sistem COD (cash on delivery).
"Apalagi banjir produk Indonesia ini merupakan 'sampah' dunia. (Produk) KW-KW banyak sekali kan itu. Namanya izin BPOM itu bisa dimanipulasi juga kan gitu," katanya.
(dpy/up)











































