Efek Iran Hantam RS Israel: Pasien Kocar-kacir, Netanyahu Marah Besar

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Sabtu, 21 Jun 2025 16:22 WIB
Fasilitas Medis Soroka di Israel. (Foto: REUTERS/Amir Cohen)
Jakarta -

Pusat Medis Soroka dikepung asap hitam dan tebal setelah serangan Iran. Banyak pecahan logam dan kaca bertebaran di area rumah sakit.

Kendaraan yang membawa staf medis juga berjejer di luar sebagai respons darurat terhadap situasi yang dikhawatirkan akan lebih buruk. Hal inilah yang dialami seorang pasien unit gawat darurat (UGD), Alon Uzi.

Saat itu, Alon tengah menerima perawatan di UGD saat serangan itu terjadi, dan tidak sempat mencari tempat berlindung.

"Saya sedang berbaring di tempat tidur dan mendengar ledakan besar. Dan sebelum saya bisa melakukan apapun, terjadi ledakan dan sebagian langit-langit runtuh dan saya diselimuti debu putih," terang Alon yang dikutip dari BBC.

"Tidak ada waktu untuk bangun dari tempat tidur. Saya baru bersiap-siap dan kemudian mendengar suara siulan," sambungnya.

Di dalam UGD, udara membawa bau bahan kimia bercampur debu. Pasien masih dievakuasi dengan tandi dari dalam gedung, saat tim darurat melewati bangsal bedah yang juga hancur.

Staf medis mengungkapkan pasien di sana baru-baru ini dipindahkan ke tempat penampungan darurat rumah sakit di bawah tanah. Menurut Kementerian Kesehatan Israel, sekitar 71 orang terluka.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu juga mengungkapkan kemarahannya setelah rudal Iran menghantam rumah sakit tersebut. Dia mengancam bahwa Iran akan "membayar harga yang mahal" atas serangan pada Kamis (19/6) itu.

"para diktator teroris Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka di Beer Sheva dan ke warga sipil di pusat negara. Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang mahal," tulis Netanyahu.




(sao/kna)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork