Tren filler yang dulu sempat booming kini perlahan ditinggalkan. Banyak orang mulai berpaling karena maraknya laporan efek samping pasca prosedur dilakukan. Terlebih saat ditindak dengan non-profesional medis.
Dokter estetika dr Mathelda Weni Haryanti, MKes (AAM) mengungkapkan dalam dua tahun terakhir, semakin banyak pasien yang merasa takut melakukan filler.
"Sebetulnya filler itu nggak menakutkan, yang penting produknya jelas dan dilakukan oleh dokter yang memang kompeten," ujar dr Mathelda pasca konferensi pers Grand Launching Ultracol by Regenesis, ditulis Senin (23/6/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penurunan tren filler salah satunya disebabkan minim edukasi. Banyak orang menjalani prosedur tanpa tahu standar keamanannya, bahkan sampai dilakukan di tempat yang tidak seharusnya.
"Sering banget filler disuntikkan di bagian wajah yang tipis kayak bawah mata atau garis senyum, tapi pakai teknik dan produk yang nggak sesuai," jelasnya.
Lebih parahnya lagi, kini marak beredar filler ilegal alias abal-abal. Produk ini dijual dengan harga murah dan banyak digunakan oleh oknum non-dokter. Padahal, risiko penggunaan filler ilegal sangat serius.
Risiko Serius Filler Abal-Abal
Kalau asal suntik, efeknya bisa fatal. Di antaranya:
- Infeksi dan pembengkakan parah
- Kerusakan jaringan kulit secara permanen
- Trombosis pembuluh darah
Bahkan bisa menyebabkan kebutaan, terutama jika filler salah suntik di area sekitar mata.
"Dokter tahu lapisan mana yang aman untuk disuntik. Kalau bukan ahlinya, dampaknya bisa sangat berbahaya dan susah diperbaiki," tegas dr. Mathelda.
Lebih Baik Natural
Saat ini, masyarakat mulai memilih pendekatan yang lebih aman dan alami dalam merawat wajah. Banyak yang lebih tertarik pada perawatan yang tidak hanya instan tapi juga tidak berisiko tinggi.
Pesan dr Mathelda untuk menghindari prosedur filler di tempat tidak terpercaya, tidak tersertifikasi, apalagi yang menawarkan harga murah dan tidak diawasi tenaga medis. Sebaiknya pikir ulang saat tergiur harga murah, lantaran tidak sebanding dengan risiko yang bisa muncul.
(naf/kna)











































