Penyakit ginjal kronis yang menyerang usia muda, belakangan mulai meningkat kasusnya. Hal ini sejalan dengan laporan beban pembiayaan di BPJS Kesehatan dari semula 2019 sebanyak Rp 6,5 triliun menjadi Rp 11 triliun pada 2024 atau naik hampir dua kali lipat.
Banyak faktor yang memengaruhi penyakit ginjal kronis ini, namun gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat sering menjadi pemicu umum.
Sering Tanpa Gejala di Stadium Awal (1-2)
Menurut spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi, dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH penyakit ini sering tidak memunculkan gejala di awal, sehingga saat pasien memeriksakan kesehatannya, kondisi ini sudah masuk ke stadium lanjut.
"Stadium awal (1-2) seringkali tanpa gejala (asimtomatik), hanya terdeteksi melalui pemeriksaan laboratorium," kata dr Pringgodigdo, saat dihubungi detikcom, Rabu (2/7/2025)
Stadium Lanjut (3-5)
Pada stadium ini, dr Pringgodigdo mengatakan bahwa gejala-gejala khas penyakit ginjal bisa mulai dirasakan pasien. Berikut adalah gejala-gejala yang mungkin muncul:
- Kelelahan dan kelemahan
- Sesak napas
- Mual dan muntah (bisa mirip gejala maag)
- Kehilangan nafsu makan
- Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau wajah
- Gangguan tidur
- Penurunan produksi urine atau sebaliknya
- Gatal-gatal pada kulit
- Rasa logam di mulut
- Tekanan darah tinggi
"Memang benar bahwa gejala mual dan muntah pada penyakit ginjal bisa mirip dengan gejala maag, sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis awal," katanya.
dr Pringgodigdo menekankan pentingnya deteksi dini terkait penyakit ginjal kronis. Beberapa pemeriksaan seperti kreatinin serum dan urinalisis bisa dilakukan. Terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, karena pada kondisi awal tidak bergejala.
(dpy/up)