Kerala, negara bagian di India barat daya, membuat peraturan yang mewajibkan para siswa mengikuti Zumba sebelum masuk kelas. Program kebugaran ini diperkenalkan pada tahun ajaran ini oleh pemerintah Kerala di bawah pimpinan Pinarayi Vijayan.
Meski menteri pendidikan Kerala telah mengklarifikasi bahwa sesi-sesi tersebut melibatkan latihan ringan dan dilakukan dengan siswa yang mengenakan seragam sekolah, tokoh Muslim dan nasionalis Hindu di wilayah tersebut menuduh pemerintah mempromosikan amoralitas.
Langkah tersebut ditentang keras oleh Samstha Kerala Jamiyyathul Ulema, sebuah organisasi ulama Muslim berpengaruh di negara bagian tersebut, yang mengelola ratusan sekolah agama.
"Zumba bertentangan dengan nilai-nilai moral India karena mengharuskan siswa mengenakan pakaian ketat dan menari berdekatan. Ini tidak boleh diterima," katanya kepada BBC.
Bharatiya Vichara Kendram, sebuah organisasi sayap kanan yang menggambarkan dirinya sebagai kelompok "intelektual Hindu", juga menentang keras Zumba diwajibkan kepada siswa.
Dalam sebuah pernyataan awal minggu ini, Direktur organisasi tersebut, R Sanjayan, menyebut Zumba sebagai impor "asing" dan mengatakan bahwa memaksakannya kepada siswa atas nama memerangi penggunaan narkoba adalah "jahat".
Pemerintah telah menolak semua tuduhan tersebut.
"Idenya adalah untuk mendorong siswa memulai perjalanan kebugaran baru demi gaya hidup yang lebih sehat - dan tidak ada yang lain," kata Menteri Pendidikan V Sivankutty.
Selain itu, pedoman tersebut memperjelas bahwa siswa harus mengenakan seragam sekolah selama sesi berlangsung, tidak menyisakan ruang untuk 'berpakaian yang tidak pantas'.
Satu-satunya tujuan pemerintah, tambahnya, adalah untuk mendorong kebiasaan sehat pada anak-anak
Sivankutty menambahkan bahwa meskipun sekolah telah diminta untuk memasukkan Zumba ke dalam kurikulum, kelas-kelas tersebut tetap bersifat opsional bagi para siswa.
"Kami tidak memaksa siapa pun - Anda selalu dapat memilih untuk tidak melakukannya jika Anda mau," katanya.