Hobi Makan Seblak Bikin Susah Hamil? Dokter Obgyn Beberkan Faktanya

Hobi Makan Seblak Bikin Susah Hamil? Dokter Obgyn Beberkan Faktanya

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Senin, 07 Jul 2025 09:23 WIB
Hobi Makan Seblak Bikin Susah Hamil? Dokter Obgyn Beberkan Faktanya
Ilustrasi seblak (Foto: Getty Images/iStockphoto/Muhammad rijal Setiawan)
Jakarta -

Seringkali muncul kekhawatiran di masyarakat, terutama di kalangan pasangan yang merencanakan kehamilan, tentang pengaruh makanan pedas atau instan seperti seblak terhadap kesuburan atau infertilitas. Benarkah hobi makan seblak bisa merusak peluang untuk punya momongan?

Infertilitas memang menjadi salah satu isu kesehatan yang banyak dibicarakan, dan gaya hidup seringkali disebut-sebut sebagai faktor penentu. Tak heran jika banyak pihak bertanya-tanya, apakah makanan favorit seperti seblak, yang kaya rasa dan kadang dianggap kurang sehat, bisa menjadi penghambat.

Menurut seorang spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi, dr Boy Abidin, SpOG Subsp FER, seblak bukan pemicu utama gangguan kesuburan pada wanita. Konsumsi makanan tersebut boleh saja, asal tidak berlebihan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kembali ke pola hidup sehat, artinya gizi tercukupi. Seblak boleh, tapi jangan tiap hari. Kalau tidak jadi makanan harian, masih aman. Tapi kalau makanan utama, itu yang baru berpengaruh," ucap dr Boy saat ditemui detikcom, Selasa (1/7/2025).

Penyebab infertilitas sangat kompleks dan bisa melibatkan banyak faktor, mulai dari masalah hormonal, organ reproduksi, hingga gaya hidup secara keseluruhan. Makanan yang dikonsumsi memang memainkan peran penting, namun fokusnya adalah pada pola makan secara keseluruhan dan keseimbangan gizi.

ADVERTISEMENT

Nutrisi yang tidak tercukupi bisa memengaruhi kualitas sel telur atau sperma, serta mengganggu keseimbangan hormon.

baca juga

Harus cek juga kualitas sperma

Ketika membahas kesuburan, perhatian sering kali terfokus pada wanita. Padahal, masalah infertilitas juga sangat sering berkaitan dengan kualitas sperma pria.

"Di lapangan itu paling sering masalah sperma. Kalau ditarik, itu karena suaminya, beban stres tinggi, duduk lama, berpengaruh terhadap sperma," ungkap dr Boy Abidin.

Faktor-faktor seperti tingkat stres yang tinggi dan kebiasaan duduk terlalu lama, terutama bagi mereka yang bekerja di balik meja atau memiliki gaya hidup sedentari, dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas sperma.

Oleh karena itu, jika pasangan mengalami kesulitan memiliki keturunan, pemeriksaan kesuburan perlu melibatkan kedua belah pihak.

"Jadi konsep kita itu skrining kesuburan, kita periksa dulu sperma. Kalau bagus, baru cek istrinya," tandas dr Boy.




(kna/suc)

Berita Terkait