Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan klaim pengobatan terkait kanker tiap tahunnya meningkat. Di tahun 2025 ini, diperkirakan akan menyentuh Rp 37 triliun.
"Kanker urutan kedua atau ketiga (klaim terbanyak BPJS). Ada peningkatan biaya, setiap tahun (klaim kanker) meningkat," kata Prof Ghufron saat ditemui detikcom di Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025).
"Saya tadi bilang pembiayaan katastropik (penyakit parah termasuk kanker) itu kurang lebih Rp 37 T sekarang (tahun 2025). Tahun 2024 itu Rp 34 T kira-kira," sambungnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Prof Ghufron menegaskan bahwa fasilitas kesehatan di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat, sehingga para pasien tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk terapi pengobatan kanker.
Pengobatan menggunakan BPJS Kesehatan juga membuat para pasien membayar jauh lebih murah.
"Sekarang alat di Indonesia sudah canggih. Cek darah itu, satu jam sudah keluar hasilnya. Bahkan setengah jam juga sudah keluar," katanya.
"Sebetulnya tidak perlu lah (berobat ke LN), saya udah ke Singapura, (kita) nggak kalah lah (fasilitas). Kalau ada yang bisa membuktikan bahwa (pengobatan di luar negeri) lebih murah dari BPJS, saya kasih hadiah," kata Ghufron.
Namun, Prof Ghufron menegaskan bahwa masih ada kekurangan yang kini ada di pelayanan kesehatan Indonesia, yakni terkait komunikasi antara tenaga medis ke pasien.
"Cuman manajemenenya aja itu (yang kalah), alat sudah ada, tinggal komunikasi aja (di Indonesia yang kurang)," tutupnya.
(dpy/up)











































