dr Jeremy Faust, asisten profesor kedokteran darurat di Harvard Medical School menyebut chronic venous insufficiency (CVI), insufisiensi vena kronis yang dialami Donald Trump adalah kondisi saat katup di dalam vena tertentu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Hal ini bisa menyebabkan darah mengumpul atau 'menggenang' di dalam vena. Sekitar 150 ribu orang didiagnosis dengan kondisi ini setiap tahun, dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.
Gejalanya dapat berupa pembengkakan di tungkai bawah atau pergelangan kaki, nyeri atau kram di tungkai, varises, nyeri, atau perubahan kulit. Penanganannya terkadang cukup dengan obat-obatan atau, pada stadium lanjut, prosedur medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada dasarnya ini bukan informasi yang mengkhawatirkan dan tidak mengejutkan," ujar dr Jeremy Faust, dikutip dari CNN.
"Ini adalah bagian yang cukup normal dari penuaan, terutama bagi seseorang yang termasuk dalam kategori kelebihan berat badan hingga obesitas, yang selalu dialami oleh presiden. Namun, kekhawatiran yang lebih besar adalah gejala seperti ini perlu dievaluasi untuk kondisi yang lebih serius, dan itulah yang terjadi."
Hal yang perlu diwaspadai adalah komplikasi insufisiensi vena kronis meliputi ulkus vena, trombosis vena dalam, dan emboli paru. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan kulit, nyeri, dan penurunan kualitas hidup jika tidak ditangani. Berikut kaitannya:
Ivkus Vena:
Ini adalah luka terbuka pada kulit, seringkali di dekat pergelangan kaki, yang lambat sembuh dan rentan terhadap infeksi.
Trombosis Vena Dalam (TVD):
Gumpalan darah dapat terbentuk di vena dalam kaki, yang berpotensi menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan risiko gumpalan darah terlepas dan mengalir ke paru-paru (emboli paru).
Emboli Paru:
Gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dapat menyumbat aliran darah, menyebabkan sesak napas, nyeri dada, dan berpotensi mengancam jiwa.
Perubahan Kulit:
Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit (seringkali kecokelatan), gatal, dan kekeringan. Pada kasus lanjut, dapat menyebabkan lipodermatosklerosis (penebalan dan pengerasan kulit) dan atrofi blanche (bercak putih dan bekas luka).
Nyeri dan Ketidaknyamanan:
Pasien mungkin mengalami nyeri, sakit, atau kram pada kaki, terutama saat berdiri atau berjalan.
Kualitas Hidup Menurun:
Nyeri kronis, masalah kulit, dan masalah mobilitas dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.
(naf/kna)











































